Beranda / Berita / Aceh / Terkait Bandara SIM Sebagai Entry Internasional, Ini Kata Jubir Aceh

Terkait Bandara SIM Sebagai Entry Internasional, Ini Kata Jubir Aceh

Kamis, 09 Juni 2022 10:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : fatur

Juru Bicara (Jubir) Pemerintah Aceh, Muhammad MTA. [Foto: Istimewa]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Juru Bicara (Jubir) Pemerintah Aceh, Muhammad MTA menegaskan bahwa Pemerintah Pusat tidak pernah mencabut status Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) sebagai Bandara Perjalanan Internasional.

"Yang benar ketika pandemi Covid-19 melanda dunia, Pemerintah menutup sementara Bandara untuk perjalanan Internasional, termasuk Bandara SIM," ucapnya kepada Dialeksis.com, Kamis (9/6/2022).

Kemudian, dirinya mengatakan, ketika kondisi mulai normal secara bertahap, pemerintah kembali membuka bandara-bandara di Indonesia sebagai Bandara perjalanan internasional.

"Itu intinya. Jadi ini murni kajian strategis kebijakan Pemerintah Pusat berdasarkan tahapan dari pandemi menuju Endemi Covid-19," ujarnya.

"Jadi kita harapkan bagi semua pihak agar jangan keliru dalam mengeluarkan pernyataan yang kemudian berpotensi tidak baik bagi masyarakat," tambahnya.

Oleh karena itu, kata Muhammad, pada 14 April 2022 Pemerintah Aceh telah surati Menteri Perhubungan (Menhub) untuk dapat dibuka kembali Bandara SIM sebagai Entry Point Penerbangan Internasional.

Dalam surat tersebut ada 2 hal yang di usulkan terkait hal ini, Muhammad menyebutkan, pertama, perjalanan Internasional secara umum. Kemudian, kedua, perjalanan internasional Embarkasi Haji. 

"Alhamdulillah untuk Embarkasi Haji telah terealisasi dan sudah dikeluarkannya Surat Edaran Satgas Covid-19 No.19/2022. Dan untuk penerbangan umum belum direalisasi pusat mungkin masih dalam kajian kementerian terkait dalam hal tahapan menghadapi pandemi menuju endemi," ungkapnya.

Secara khusus, kata Muhammad, pada 3 Juni 2022 Gubernur telah menyurati Menko Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, untuk meminta dukungan agar Bandara SIM dapat ditetapkan kembali sebagai Entry Point Penerbangan Internasional.

"Jadi tidak hanya perjalanan Haji, tapi juga untuk Penerbangan Internasional lainnya termasuk Umrah untuk pertumbuhan ekonomi dan pariwisata," tukasnya.

Dari semua proses yang telah dan sedang terus dilakukan oleh Pemerintah Aceh, Muhammad mengharapkan dukungan dari seluruh pihak agar bandara SIM dapat kembali menjdi Entry Point Penerbangan Internasional paska pandemi Covid-19. [ftr]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda