Jum`at, 22 Agustus 2025
Beranda / Berita / Aceh / Tgk Akmal Abzal: Merdeka Tak Cukup Hanya Lepas dari Penjajahan

Tgk Akmal Abzal: Merdeka Tak Cukup Hanya Lepas dari Penjajahan

Jum`at, 22 Agustus 2025 08:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Tgk Akmal Abzal, Pimpinan LPI Al Ansar  dan Pengurus DPP ISAD Aceh. Foto: doc Dialeksis


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Menjelang shalat Jumat, 22 Agustus 2025, Tgk Akmal Abzal, Pimpinan LPI Al Ansar sekaligus pengurus DPP ISAD Aceh, menyampaikan pesan reflektif tentang makna kemerdekaan.

“Merdeka selalu dirayakan dengan gegap gempita. Bendera dikibarkan, lagu kebangsaan dinyanyikan, jalanan dipenuhi perlombaan. Tapi pernahkah kita merenung, apakah kemerdekaan yang kita nikmati hari ini benar-benar membuat kita bebas? Atau justru kita masih terikat pada bentuk penjajahan lain yang tak kasat mata?” ujar Tgk Akmal.

Bagi Tgk Akmal, merdeka bukan sekadar lepas dari belenggu kolonial. Islam menekankan kebebasan hakiki hanya ketika manusia tunduk sepenuhnya kepada Allah. Ia mengutip firman Allah dalam QS. Az-Zariyat: 56:

“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembah-Ku.”

“Bebas yang sesungguhnya adalah ketika manusia tidak diperbudak hawa nafsu, tidak tunduk pada sesama manusia, dan tidak silau oleh dunia,” katanya.

Tgk Akmal mengingatkan bahwa tiga bentuk penjajahan yang melanda bangsa Arab Jahiliyyah masih relevan hari ini yakni membahas perihalDisorientasi hidup. 

"Banyak orang kehilangan arah hidup, larut dalam gaya hidup hedonis dan ketergantungan teknologi. “Hidup tanpa tauhid hanya jadi rutinitas tanpa makna,” ucapnya.

Ia juga menyoroti praktik penindasan ekonomi. Riba, korupsi, dan monopoli, menurutnya, adalah wajah baru penjajahan ekonomi. Islam menawarkan solusi melalui zakat, infak, sedekah, dan larangan riba agar distribusi harta lebih adil.

Tak luput juga menyinggung perilaku kezaliman sosial,"diskriminasi, eksploitasi, dan hukum yang tajam ke bawah tapi tumpul ke atas masih menjadi potret sehari-hari. Ia menegaskan kembali pesan Al-Qur’an dalam QS. Al-Hujurat: 13: “Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa.”

Kemerdekaan, kata Tgk Akmal, seharusnya melahirkan manusia dengan mentalitas mulia. Ia menekankan empat karakter yang diwariskan Rasulullah SAW yakni; Shiddiq (jujur). Berani berkata benar meski tak disukai, Amanah (dapat dipercaya). Tidak tunduk pada kepentingan pragmatis. Tabligh (menyampaikan kebenaran). Tidak diam atas kemungkaran. Fathanah (cerdas dan profesional). Menempatkan kebenaran dan kepentingan umat di atas segalanya.

“Dengan empat pilar itu, kemerdekaan akan berbuah pada jiwa yang benar-benar merdeka. Hanya dengan mentalitas mulia itulah kita bisa meraih ridha Allah, di dunia maupun akhirat,” pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

perkim, bpka, Sekwan
riset-JSI
sekwan - polia
bpka