DIALEKSIS.COM | Takengon - Petani di Kampung Kute Riyem, Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah, akhirnya bisa bernapas lega setelah dibukanya akses jalan menuju kebun. Jika sebelumnya mereka hanya mengandalkan jalan setapak yang sulit dilalui, kini kendaraan roda dua hingga roda empat sudah bisa melintas dengan mudah.
Pembukaan jalan ini menjadi angin segar bagi para petani, terutama dalam mengangkut hasil panen seperti sayur, buah, kopi dan hasil kebun lainnya. Jalan yang dulunya berupa jalur sempit dan licin kini berubah menjadi akses yang layak dan fungsional yang dianggap mempercepat proses distribusi hasil pertanian ke pasar.
"Inilah yang sudah lama kami tunggu. Sekarang truk bisa masuk ke kebun untuk mengangkut hasil tani," ujar salah satu petani, Abdul Muti (50) kepada Dialeksis.com saat ditemui di lokasi, Sabtu (11/10/2025).
Program ini kerja nyata TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-126. Pekerjaan ini masih dalam proses dan ditargetkan rampung dalam satu bulan.
Untuk memastikan pekerja selesai tepat waktu, Pamen Ahli Pangdam Iskandar Muda, Kolonel Kavaleri Kuswanto, didampingi Dandim 0106 Aceh Tengah, Letkol Inf Raden Herman Sasmita, menuju lokasi meninjau perkembangan pekerjaan buka jalan mobilitas petani tersebut.
Untuk mencapai lokasi, rombongan menaiki sepeda motor dinas berwarna hijau khas militer. Mereka menyusuri jalan tanah yang baru selesai di keruk, penuh debu beterbangan saat roda motor melaju.
Meski dikepung debu asap debu, cuaca hari itu terbilang bersahabat, sehingga kendaraan tidak dipenuhi lumpur. Kondisinya menanjak dan menurun, mengikuti bentuk perbukitan dan pegunungan di kawasan tersebut.
“Hasil peninjauan hari ini mulai dari sampai titik akhir ini kita tinjau 3.600 atau 3,6 kilometer. Pembukaan jalan hampir rampung tinggal pembuatan parit agar jalan tidak rusak akibat tergenang air hujan,” kata Dandim 0106 Aceh Tengah, Letkol Inf Raden Herman Sasmita, kepada Dialeksis.com Kamis (11/10/2025).
Kondisi jalan saat ini sudah bisa dilalui, namun masih terlihat tumpukan ranting dan batang pohon masih berjajar di tepi jalan. Pekerjaan pembukaan jalan ini memang masih berlangsung, namun manfaatnya sudah mulai dirasakan masyarakat.
“Ini tinggal proses pembersihan seperti ranting kayu,” terangnya.
Sebelum jalur ini dibuka dulunya adalah hutan lebat, nyaris tak terjamah. Hanya warga yang nekat atau sangat terbiasa saja yang berani melewati rute ini untuk menuju kebun.
Kini, melalui program TMMD, hutan belantara itu mulai berubah menjadi jalur transportasi yang dapat dilalui kendaraan roda dua bahkan roda empat. Jalan ini akan menjadi akses alternatif bagi para petani di Desa Kute Riyem, untuk memangkas waktu tempuh dari rumah menuju kebun mereka.
Saat menuju titik akhir pengerjaan jalan terdapat dibeberapa titik, tampak pula bekas pohon besar yang telah diolah menjadi papan kayu. Di lokasi itu terdapat beberapa aliran sungai kecil yang menjadi rintangan di sepanjang jalur. Kayu-kayu itu rencananya akan digunakan untuk membangun jembatan kecil agar akses jalan semakin lancar dan aman dilewati.
“Kayu ini kita manfaatkan untuk jembatan agar tidak terbuang,” katanya lagi sambil melihat-lihat proses pengerjaan.
Program TMMD ini bukan sekadar membuka jalan, tapi juga membuka harapan baru dan peluang bagi warga bertani.
Sambung Dandim, selama proses pengerjaan, cuaca sangat bersahabat seolah mendukung lancarnya proses pembukaan jalan ini. Selama pekerjaan berlangsung, wilayah tersebut tidak diguyur hujan, sehingga alat berat seperti grader dapat beroperasi tanpa hambatan. Kondisi ini membuat seluruh tahapan pekerjaan berjalan sesuai rencana dan tepat waktu.
“Alhamdullah semua lancar tidak ada hambatan. Saya berhap kepada warga tetap menjaga alam, buka lahan dilakukan dengan benar, tidak sembarangan membakar hutan sehingga tidak menimbulkan permasalahan baru nantinya,” ujarnya. [rg]