Beranda / Berita / Aceh / Unsyiah Gelar Seminar Nasional Secara Daring

Unsyiah Gelar Seminar Nasional Secara Daring

Kamis, 14 Mei 2020 18:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Suasana seminar nasional yang diselenggarakan oleh Unsyiah secara daring membahas tentang Quo Vadis: Pendidikan Tinggi di Masa Pandemi Covid-19, Kamis (14/5/2020).


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Syiah Kuala (Prodi PPKn Unsyiah) menggelar seminar nasional secara daring yang membahas tentang Quo Vadis: Pendidikan Tinggi di Masa Pandemi Covid-19, Kamis (14/5/2020).

Seminar ini menghadirkan pemateri Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D (Plt. Dirjen Dikti), Dede Yusuf, ST., M.Si (Wakil Ketua Komisi X DPR), dan Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng (Rektor Unsyiah).

Dalam pemaparannya, Prof. Nizam mengatakan pandemi Covid-19 telah banyak mengubah kebiasaan manusia, termasuk juga di dunia pendidikan. Sebagian perubahan ini menjadi lonjatan positif, seperti perkuliahan daring yang kini diterapkan banyak universitas di Indonesia.

Sistem perkuliahan ini sebenarnya telah dicanangkan sejak tahun 1984. Bahkan, di awal tahun 2000-an pemerintah telah bekerja sama dengan dengan operator internet dan content provider untuk mewujudkan perkuliahan daring. Namun nyatanya, saat itu belum semua perguruan tinggi menerapkannya.

“Kondisi pandemi saat ini, membuat 98 persen perguruan tinggi di seluruh Indonesia melakukan pembelajaran daring. Upaya kita 20 tahun lalu, bisa tuntas hanya dalam satu Minggu,” ujar Prof. Nizam.

Pandemi, lanjutnya, juga telah mengajarkan para pelaku pendidikan untuk menerapkan teknologi dengan tepat. Ini menjadi sebuah terobosan yang harus dipertahankan, walaupun masih ada beberapa hambatan yang harus diperbaiki.

Hal senada juga disampaikan Dede Yusuf yang berharap kuliah daring dapat terus berlanjut dan tidak hanya berkembang di masa pandemi Covid-19. Kondisi ini juga dapat menjadi momentum bagi pemerintah dan pelaku IT untuk menghadirkan aplikasi penyedia pendidikan yang dapat digunakan di seluruh kampus Indonesia.

Ia juga menilai kondisi ini telah mengubah perilaku mahasiswa dalam mencari ilmu. Perubahan ini lanjutnya juga mengubah ketertarikan masyarakat untuk mempelajari IT. Diprediksikan beberapa tahun ke depan pelaku IT akan semakin dibutuhkan.

“Kemauan mahasiswa mencari dan menjaring ilmu pengetahuan menjadi sangat pesat. Ini menjadi tantangan tenaga pendidik untuk menjadikan mahasiswa sebagai partner yang pro aktif, bukan lagi sekadar memberi tugas,” jelasnya.

Sementara itu, Rektor Unsyiah Prof. Samsul mengatakan, semenjak Covid-19 mewabah, Unsyiah telah menerapkan perkuliahan daring. Termasuk juga persidangan dan seminar perkuliahan.

Bahkan, dalam waktu dekat Unsyiah akan menggelar KKN Tematik yang melibatkan lebih 3.000 mahasiswa. Mereka nantinya melakukan KKN di kampung masing-masing dengan mengedukasi masyarakat agar terhindar dari virus Covid-19.

Rektor juga berharap pemerintah dapat memperbaiki jaringan internet terutama di kawasan barat selatan Aceh dan daratan tinggi Gayo. Sebab selama ini, ia menerima banyak keluhan mahasiswa Unsyiah di lokasi tersebut yang kesulitan mengikuti kuliah daring akibat sulitnya sinyal.

“Ada sebagian mahasiswa kita harus mendaki ke gunung atau naik ke menara masjid untuk mendapatkan sinyal. Kondisi ini mohon menjadi perhatian pemerintah pusat agar proses perkuliahan dapat berjalan lancar,” ujarnya.

Seminar ini diikuti peserta dari berbagai latar belakang, seperti peneliti, aktivis, wartawan, dan juga dosen dari berbagai universitas di Indonesia. (fer/sm)

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda