DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Universitas Syiah Kuala (USK) melalui Satuan Tugas (Satgas) Respons Senyar Aceh bersama Tim Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) berhasil menyelesaikan pembersihan 91 sumur warga yang tersebar di Kabupaten Pidie Jaya dan Kabupaten Bireuen sebagai bagian dari pemulihan akses air bersih pasca bencana hingga Rabu (17/12/2025).
Kegiatan ini merupakan langkah strategis USK dalam memastikan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat terdampak bencana, khususnya akses terhadap air bersih yang aman dan layak. Pembersihan dan revitalisasi sumur dilakukan secara bertahap dengan melibatkan tenaga ahli, relawan, serta dukungan peralatan teknis di lapangan.
Ketua PKM Peningkatan Kualitas Sanitasi dan Akses Air Bersih, Prof. Dr. Ir. Akhyar, S.T., M.P., M.Eng., menyampaikan bahwa capaian tersebut merupakan hasil kerja kolaboratif yang akan terus diperluas.
“Kami tidak berhenti pada angka hari ini. Pembersihan sumur akan terus berlanjut dengan target menjangkau desa-desa terdampak lainnya, karena air bersih adalah kebutuhan paling mendasar dalam proses pemulihan pasca bencana,” ujarnya.
Melalui kegiatan PKM bertajuk “Peningkatan Kualitas Sanitasi dan Akses Air Bersih Masyarakat melalui Perbaikan MCK dan Revitalisasi Sumber Air Bersih di Kabupaten Pidie Jaya dan Bireuen Pasca Bencana”, USK menegaskan perannya tidak hanya dalam fase tanggap darurat, tetapi juga dalam mendukung pemulihan berkelanjutan bagi masyarakat terdampak banjir di Aceh.
Di Kabupaten Pidie Jaya, tim berhasil menyelesaikan 17 sumur tambahan di Desa Rhieng Krueng, Kecamatan Meureudu, sehingga total sumur yang telah ditangani mencapai 73 sumur dengan pengoperasian empat unit mesin. Rinciannya meliputi 43 sumur di Desa Rhieng Mancang, 28 sumur di Desa Rhieng Krueng, serta masing-masing satu sumur di Desa Meunasah Lancok dan Desa Manyang Cut. Seluruh personel dan peralatan dilaporkan dalam kondisi sehat dan siap melanjutkan kegiatan lanjutan.
Sementara itu, di Kabupaten Bireuen, pada hari yang sama tim menyelesaikan pembersihan 17 sumur di Kecamatan Peusangan dan Kutablang, dengan total capaian 18 sumur menggunakan lima unit mesin. Pembersihan dilakukan di Desa Matang Mesjid (1 sumur) dan Desa Pante Lhong (4 sumur) di Kecamatan Peusangan, serta Desa Lhok Nga (3 sumur), Pulo Reudeup (1 sumur), Tanjung Jaya (4 sumur), dan Desa Dayah Panjoe (4 sumur) di Kecamatan Kuta Blang. Dari sisi personil, sembilan orang dilaporkan dalam kondisi sehat, sementara satu orang mengalami gangguan kesehatan ringan tanpa menghambat jalannya kegiatan.
Ketua Satgas Respons Senyar Aceh USK, Prof. Syamsidik, S.T., M.Sc., menegaskan bahwa pembersihan dan revitalisasi sumur merupakan bagian dari komitmen USK dalam pemulihan pascabencana.
“Satgas USK akan terus berupaya menjangkau lebih banyak wilayah terdampak agar masyarakat dapat kembali mengakses air bersih secara aman dan layak. Pemulihan kebutuhan dasar menjadi prioritas utama dalam mendukung ketahanan masyarakat pasca bencana,” tegasnya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Tanggap Darurat Bencana USK yang didanai oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek). Melalui program ini, USK terus berkontribusi aktif dalam mendukung pemulihan masyarakat Aceh secara inklusif, berkelanjutan, dan berbasis kebutuhan nyata di lapangan.
