Beranda / Berita / Aceh / Ust Amri Fatmi Anziz Jadi Penceramah di Kanwil Kemenag Aceh, Ini Isi Ceramahnya

Ust Amri Fatmi Anziz Jadi Penceramah di Kanwil Kemenag Aceh, Ini Isi Ceramahnya

Jum`at, 04 Maret 2022 12:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Alumni Universitas Al Azhar Kairo, Mesir, Ust Dr H Amri Fatmi Anziz Lc MA selaku penceramah kondang asal Pidie Provinsi Aceh, mengisi ceramah Israk Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1443H/2022 di Musholla Al-Ikhlas Kanwil Kemenag Aceh, Jumat (4/3/2022). [Foto: For Dialeksis]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Alumni Universitas Al Azhar Kairo, Mesir, Ust Dr H Amri Fatmi Anziz Lc MA selaku penceramah kondang asal Pidie Provinsi Aceh, mengisi ceramah Israk Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1443H/2022 di Musholla Al-Ikhlas Kanwil Kemenag Aceh, Jumat 4 Maret 2022.

Berdasarkan rilis yang diterima Dialeksis.com, Jumat (4/3/2022), Kegiatan bertema “Memperteguh semangat beragama dan berbangsa” ini diikuti para pejabat, seluruh karyawan karyawati Kanwil, Ketua dan Pengurus DWP Kanwil Kemenag Aceh serta sejumlah ASN dari Satker lingkungan Kemenag Banda Aceh dan Aceh Besar.

Kakanwil Kemenag Aceh, Dr H Iqbal SAg MAg mengatakan peringatan Isra’ Mi’raj menjadi momentum penguatan mental spiritual, mencintai Rasulullah dan meningkatkan ibadah kepada Allah SWT.

“Pada kesempatan ini, kita berdoa dan berzikir, juga bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW, semoga Allah limpahkan nikmat dan keberkahanNYA, menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih baik bagi kita,” kata Iqbal.

Ia berharap kegiatan keagamaan ini terus berlanjut dan sekaligus menjadi energi positif bagi kita dalam beribadah dan bekerja. 

Dengan peringatan ini juga, sekaligus dapat meningkatkan etos kerja kita dalam menuntaskan berbagai aktivitas dan pekerjaan dengan disiplin dan bertanggung jawab, katanya. 

Dr Amri Fatmi, mengatakan peringatan Isra' Mi'raj tidak mesti direnungkan pada hari libur, walaupun kita diliburkan sehari untuk peringatan peristiwa yang luar biasa ini.

Ia sampaikan latar belakang sirah perjalanan Isra' Mi'raj. 

Dr Azmi ulangi kisah kesedihan Nabi setelah wafatnya orang tercinta, Siti Khadijah Radhiallahu 'anhaa, dan pamannya Abu Thalib, serta meninggalnya putranya Ibrahim bin Muhammad SAW.

“Rasulullah saat berdakwah dalam masa gundah dan sedih tersebut, ditemani oleh sahabat setia Zaid bin Haritsah saat berdakwah ke umat di Thaif,” katanya.

"Isra' Mi'raj ajang memuliakan, atau momen kemuliaan bagi Baginda Nabi, Rasul di isra mi'rajkan, justru untuk memuliakannya, setelah ditolak dan diboikot di Makkah dan Thaif,” jelasnya.

"Dinamika kehidupan kita, naik dan turun. Tapi kita jangan ambruk di depan manusia, tapi ambruk di depan Allah, mengeluh pada Allah," ajak akademisi UIN Ar-Raniry.

"Dari Isra' Mi'raj, mari kita saripati kan nilai dari konteksnya, antara lain bahwa bagi setiap manusia, jangan kita melihat di saat sedang di puncak saja. Agar kita tidak iri dan dengki dengan pencapaian orang lain. Jangan selalu menilai saat orang melambung. Nilai juga di saat dia saat di dasar kehidupannya, Tugas kita terus berbuat dan beramal," ajaknya. []


Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda