Beranda / Berita / Aceh / Vaksinasi Covid-19 Lansia Lamban, KPCPEN Ungkap Penyebabnya

Vaksinasi Covid-19 Lansia Lamban, KPCPEN Ungkap Penyebabnya

Jum`at, 23 April 2021 22:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani. (Foto: Ist.)


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Komite Penanganan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) mengungkapkan penyebab lambannya vaksinasi kelompok lanjut usia (Lansia). 

Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani atau SAG melalui press release yang diterima Dialeksis.com, Jumat (23/4/2021). 

“Banyak Lansia merasa takut, sungkan, dan enggan datang untuk vaksinasi Covid-19,” kata SAG mengutip sumber covid19.go.id.  

Selain itu, anak-anak mereka juga ragu mengajak bapak dan ibunya untuk vaksinasi Covid-19. Pasangan Lansia, lanjut SAG, memiliki  persepsi yang berbeda-beda terhadap vaksinasi Covid-19.

Ada Lansia yang tercerahkan dengan informasi Covid-19 ingin segera divaksinasi tapi kewalahan membujuk pasangannya. Meski dibujuk dan dirayu, pasangannya  tetap takut dan ragu divaksin, terutama Lansia yang memiliki komorbid, seperti penyakit jantung atau hypertensi. 

"Anak-anak mereka yang meyakini pentingnya vaksinasi Covid-19 dalam masa pandemi ini pun acap kali tidak mengajak orangtuanya. Sebab, jika satu saja anak berkeberatan orangtuanya divaksinasi, anak-anak lain pun menjadi ragu. Mereka khawatir disalahkan bila terjadi efek ikutan pasca imunisasi yang serius," ujar SAG. 

Menurut SAG, tenaga kesehatan yang berada di garda depan seyogyanya peka pada gejala non-verbal seperti itu dalam masyarakat, dan segera mengambil langkah-langkah antisipasi dengan cepat dan tepat. Bila ketakutan Lansia itu dapat dieliminir dengan edukasi yang terukur, pengaruhnya sangat besar pada capaian cakupan vaksinasi Covid-19. 

Kelompok Lansia itu populasinya sangat besar di Aceh mencapai 435.651 orang, hampir sepadan dengan petugas pelayanan publik sebanyak 478.489 orang.  

Di Aceh, Lansia yang sudah melakukan vaksinasi dosis I sebanyak 3.156 orang per tanggal 22 April 2021. Sementara yang sudah menerima vaksinasi dosis II sebanyak 1.362 orang. 

"Petugas pelayanan publik yang telah mendapat vaksinasi Covid-19 dosis I sebanyak 59.871 orang dari target sasaran 478.489 orang. Sedangkan mereka yang sudah menerima suntikan dosis II sebanyak mencapai 36.990 orang," kata SAG.

Progres vaksinasi Covid-19 bagi Calon Jamaah Haji (CJH) dan kelompok rentan yang akan menunaikan ibadah haji tahun 2021. CJH yang telah divaksin dosis I sebanyak 3.700 orang, atau sekitar 88,37 persen dari target, dan yang sudah dosis II sebanyak 511 orang atau 12,20 persen, per tanggal 23 April 2021. 

“Jumlah kuota Calon Jamaah Haji Aceh tahun 2021 sebanyak 4.187 orang,” tambah SAG. 

Perkembangan Kasus Covid-19 

Jubir Covid-19 Aceh juga melaporkan perkembangan kasus Covid-19 per tanggal 23 April 2021. Secara akumulatif, kasus Covid-19 di Aceh sudah tercatat sebanyak 10.607 kasus/orang. Para penyintas yang sudah sembuh sebanyak 9.092 orang. Pasien dirawat sebanyak 1.095 orang, dan kasus meninggal dunia sebanyak 420 orang. 

Adapun kasus positif harian bertambah 91 orang di Aceh, sembilan orang sembuh, dan dua orang meninggal dunia, dalam masa 24 jam terakhir.

Kasus-kasus positif baru meliputi warga Banda Aceh 27 orang, Aceh Besar 16 orang, Aceh Barat tujuh orang, dan warga Gayo Lues enam orang. Kemudian warga Aceh Tamiang, Bener Meriah, Bireuen, dan warga Aceh Singkil, sama-sama empat orang. 

Selanjutnya, warga Lhokseumawe, Aceh Tengah, dan warga Pidie, masing-masing tiga orang. Warga Aceh Selatan sebanyak dua orang. Sedangkan warga Aceh Tenggara, Aceh Utara, dan Aceh Barat Daya, sama-sama satu orang. Lima orang sisanya merupakan warga luar daerah. 

Adapun pasien Covid-19 yang dilaporkan sembuh sebanyak sembilan orang lagi, masing-masing warga Pidie sebanyak lima orang, Aceh Tamiang tiga orang, dan satu lagi warga Kota Banda Aceh. 

“Dua penderita Covid-19 dilaporkan meninggal dunia merupakan warga Aceh Tamiang,” tambahnya. 

Lebih lanjut, ia melaporkan kasus probable yang secara akumulatif sebanyak 709 orang, yang meliputi 621 orang sudah selesai isolasi, 12 orang sedang isolasi di rumah sakit, dan 76 orang meninggal dunia. Kasus probable merupakan kasus-kasus yang menunjukkan indikasi kuat sebagai Covid-19, urai SAG. 

"Kasus suspek secara akumulatif tercatat sebanyak 7.142 orang. Suspek yang telah melakukan isolasi sebanyak 7.032 orang, sedang isolasi di rumah sebanyak 66 orang, dan sebanyak 44 orang sedang menjalani isolasi di rumah sakit," tutup SAG.[] 

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda