Minggu, 23 November 2025
Beranda / Berita / Aceh / Wali Nanggroe Buka Musrenbang Keistimewaan Aceh 2025 di Batam, Tegaskan Penguatan Integrasi Aceh-ASEAN

Wali Nanggroe Buka Musrenbang Keistimewaan Aceh 2025 di Batam, Tegaskan Penguatan Integrasi Aceh-ASEAN

Minggu, 23 November 2025 21:15 WIB

Font: Ukuran: - +

Wali Nanggroe Aceh, Paduka Yang Mulia Tgk. Malik Mahmud Al Haythar, secara resmi membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Keistimewaan Aceh (Musrenbang-KA) Tahun 2025 yang digelar di Kota Batam, Kepulauan Riau, Minggu (23/11/2025). [Foto: Humas WNA]


DIALEKSIS.COM | Batam - Wali Nanggroe Aceh, Paduka Yang Mulia Tgk. Malik Mahmud Al Haythar, secara resmi membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Keistimewaan Aceh (Musrenbang-KA) Tahun 2025 yang digelar di Kota Batam, Kepulauan Riau, Minggu (23/11/2025).

Kabag Kerjasama dan Humas Wali Nanggroe, Zulfikar Idris, menyebutkan bahwa dalam sambutannya sebelum membuka Musrenbang, Wali Nanggroe menyampaikan rasa syukur karena dapat berkumpul di Batam dan bertemu dengan masyarakat serta putra-putri Aceh yang berdomisili di wilayah tersebut.

Wali Nanggroe juga menyatakan harapan agar pertemuan itu semakin mempererat kerja sama antara Aceh dan Batam, khususnya dengan Provinsi Kepulauan Riau, di berbagai sektor pembangunan.

Wali Nanggroe menekankan bahwa pemilihan Batam sebagai lokasi Musrenbang memiliki makna strategis. Batam yang menjadi simpul ekonomi dan gerbang internasional dinilai mencerminkan orientasi Aceh yang ingin semakin terintegrasi dengan kawasan Sumatra dan ASEAN. 

Posisi Aceh sebagai western gate of ASEAN, serta kedekatannya dengan Malaysia, Thailand, dan Singapura, merupakan modal besar untuk memperkuat kolaborasi regional di bidang maritim, industri halal, energi, pariwisata, dan sektor lainnya.

“Seperti saya sampaikan, Aceh itu sebenarnya dekat dengan daerah ini. Bahkan wilayah seperti Singapura pun memiliki sejarah yang terhubung dengan Aceh di masa lalu. Karena itu menjadi kewajiban kita bersama untuk merapatkan kembali hubungan antara Aceh dan kawasan ini, baik secara ekonomi, sosial, maupun budaya,” ujar Wali Nanggroe.

Beliau juga menegaskan bahwa keistimewaan Aceh dalam adat, budaya, dan syariat bukan sekadar identitas, tetapi merupakan pilar strategis yang memberi nilai tambah pada ekonomi budaya, pendidikan Islam, dan diplomasi masyarakat di tingkat internasional.

Arah pembangunan Aceh 2025, lanjutnya, harus fokus pada integrasi regional serta penguatan kekuatan lokal, termasuk tata kelola keistimewaan, konektivitas Aceh-Sumatra-ASEAN, dan upaya memperkuat manfaat perdamaian untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih dinamis.

Di akhir sambutan, Wali Nanggroe mengajak seluruh peserta musyawarah untuk bersatu, berinovasi, dan menjaga martabat rakyat Aceh agar Aceh semakin maju, berpengaruh, dan kompetitif di tingkat global.

Sementara itu, mewakili Wali Kota Batam, Kepala DPMPTSP Kota Batam sekaligus putra daerah Aceh, Reza Khadafy, SSTP., MPA., menyampaikan apresiasi mendalam atas kehadiran Wali Nanggroe dan seluruh rombongan.

“Atas nama Pemerintah Kota Batam, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kehadiran Paduka Yang Mulia Wali Nanggroe. Kami percaya bahwa kegiatan ini membawa manfaat tidak hanya bagi masyarakat Aceh, tetapi juga bagi Batam,” ujarnya.

Reza juga menegaskan bahwa hubungan Aceh dan Batam memiliki sejarah yang kuat. Banyak masyarakat Aceh telah lama bermukim di Batam, mendirikan meunasah, mengadakan peringatan maulid, serta berperan aktif dalam kehidupan sosial dan ekonomi kota. 

Ia berharap semakin banyak kegiatan Pemerintah Aceh yang dilaksanakan di Batam untuk memperkuat solidaritas dan jejaring antarwilayah.[*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI