DIALEKSIS.COM | Banda Aceh ” Upaya pemulihan jaringan telekomunikasi di Aceh terus dikebut pemerintah pusat setelah banjir dan longsor melumpuhkan ribuan infrastruktur komunikasi di 18 kabupaten/kota.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamen Komdigi) Nezar Patria menegaskan bahwa layanan Starlink yang digunakan di posko-posko darurat sepenuhnya gratis selama satu bulan, sebagaimana diumumkan resmi oleh pihak Starlink.
Hal itu disampaikan Nezar saat melakukan sidak ke Media Center Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh di Banda Aceh, Rabu (3/12/2025).
Dalam peninjauan tersebut, Nezar menjelaskan bahwa pemulihan jaringan telekomunikasi terus menunjukkan progres positif.
“Dari total 3.414 BTS di Aceh, 51 persen sudah kembali aktif. Kita dorong terus agar dalam 2–24 jam bisa naik menjadi 75 persen. Mudah-mudahan pekan ini pulih seperti sediakala,” ujar Nezar kepada awak media yang dihadiri media dialeksis.com.
Menurutnya, kendala terbesar yang masih menghambat percepatan pemulihan adalah terputusnya pasokan listrik di banyak wilayah, terutama area yang terendam atau terisolasi banjir.
“Kami sudah berkomunikasi dengan PLN. Mereka menyampaikan bahwa pada Jumat listrik diharapkan kembali normal. Jika itu terpenuhi, pemulihan jaringan akan berlangsung jauh lebih cepat,” ujar Nezar.
Sebagai penguatan komunikasi darurat, Komdigi melalui Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Banda Aceh menyerahkan 20 unit perangkat Starlink kepada Posko Darurat Aceh.
Perangkat tersebut diprioritaskan untuk daerah-daerah yang akses komunikasinya terputus, guna mempercepat koordinasi evakuasi warga, penyaluran logistik, serta diseminasi informasi keselamatan.
Sebagai tambahan, Komdigi juga memfasilitasi hibah dua unit Starlink dari Lintasarta untuk memperkuat konektivitas darurat di wilayah yang paling terdampak.
Wamen Komdigi Nezar Patria mengatakan bahwa terkait munculnya kabar bahwa beberapa pengguna Starlink di lapangan dimintai biaya.
“Starlink sudah mengumumkan di website resminya bahwa layanan mereka untuk daerah terdampak bencana digratiskan selama satu bulan. Jadi, tidak ada pungutan biaya apa pun,” tegas Nezar.
Nezar menegaskan pentingnya memprioritaskan solidaritas, bukan mencari keuntungan di tengah musibah.
“Kita berharap semua saling membantu. Ini masa sulit, masa di mana gotong royong harus dikedepankan. Mari kita tunjukkan simpati dan kepedulian kepada sesama.”
Wamen Komdigi menegaskan bahwa kemampuan komunikasi yang stabil menjadi kunci keberhasilan penanganan bencana di Aceh.
“Kami mengerahkan seluruh sumber daya untuk memulihkan komunikasi di Aceh. Tanpa komunikasi yang stabil, evakuasi, logistik, dan koordinasi lapangan akan berjalan lambat,” tutupnya.[nh]