Beranda / Advertorial / Ketua IBI Aceh Sebut Pencegahan Anemia Ibu Hamil Gencar Dilakukan Sejak Lama

Ketua IBI Aceh Sebut Pencegahan Anemia Ibu Hamil Gencar Dilakukan Sejak Lama

Kamis, 10 November 2022 20:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Aceh Elfira Wahyuni. [Foto: Dialeksis/Nora]


Data Kemenkes RI tahun 2019 menyebutkan, kejadian anemia atau kekurangan darah pada ibu hamil di Indonesia masih tergolong tinggi, yaitu sebanyak 48,9%. Kondisi ini menunjukkan angka mendekati masalah kesehatan masyarakat berat (severe public health problem) dengan batas prevalensi anemia lebih dari 40%.

Untuk itu, Pemerintah Aceh melalui Dinas Kesehatan Aceh sudah mendistribusikan tablet tambah darah (TTD) ke seluruh kabupaten/kota se-Aceh sebagai salah satu upaya pencegahan anemia bagi kelompok risiko, seperti remaja putri, ibu hamil, dan ibu menyusui).

Elfira menjelaskan, bentuk pencegahan anemia pada ibu hamil dapat mulai dilakukan dengan mengatur pola makan menjadi lebih baik.

Seperti, mengonsumsi suplemen asam folat dan zat besi. Dosisnya berdasarkan instruksi dari dokter, tetapi umumnya dianjurkan 60 mg zat besi dan 400 mcg asam folat. Mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi tinggi, memakan makanan yang kaya akan asam folat, mengonsumsi suplemen dan makanan yang mengandung vitamin C, seperti buah dan sayur yang segar.

Menurutnya, upaya pencegahan anemia pada ibu hamil adalah salah satu langkah memiliki kehamilan yang sehat. Akan tetapi, jika masih khawatir sekalipun telah menjalankan pola makan yang sehat dan mengonsumsi suplemen, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan dokter.

Ia mengajak ibu hamil agar rutin mengkonsumsi tablet penambah darah sebagai upaya untuk mencegah anemia.

Selain itu, kata dia, sosialisasi terkait pencegahan anemia juga sudah maksimal dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, dengan turun langsung ke desa dan juga berkoordinasi dengan pihak Puskesmas.

Sementara itu, kata dia, untuk ibu menyusui juga tidak boleh luput dari pemberian tablet zat besi yang maksimal, mestinya itu diberikan sehingga programnya itu dimulai dari sebelum hamil bahkan setelah hamil, pihaknya selalu memantau si ibu untuk konsumsi tablet besi.

Kemudian, lanjutnya, peran keluarga juga dibutuhkan dalam menangani penyakit anemia. Pastinya pihak keluarga juga tidak menginginkan keluarganya menderita anemia. Bagi pihak keluarga perlu informasi yang akurat, setiap saat diberikan informasi sehingga dia mempunyai pengetahuan bahwa sangat penting untuk mengonsumsi tamblet tambah darah, sehingga pergeseran pola konsumsi Fe itu di kalangan ibu-ibu mulai muncul karena seiring dengan informasi yang terus menerus diberikan.(Adv)


Halaman: 1 2
Keyword:


Editor :
Akhyar

riset-JSI
Komentar Anda