Beranda / Berita / Anak Petani di Abdya Jadi Imam Lintas Negara, Bupati Baru Tahu dan Terharu

Anak Petani di Abdya Jadi Imam Lintas Negara, Bupati Baru Tahu dan Terharu

Selasa, 10 September 2019 11:07 WIB

Font: Ukuran: - +

Postingan Bupati Abdya Akmal Ibrahim di akun Facebook-nya, Selasa (10/9/2019), tentang kisah Akmalul Hakim. [Foto: Facebook/Dialeksis.com]

DIALEKSIS.COM | Blangpidie - Warga Desa Rukon Damee, Babahrot, Aceh Barat Daya (Abdya), Akmalul Hakim, diam-diam mengharumkan nama Aceh khususnya Abdya tanpa terekspos media. 

Lelaki yang diperkirakan berusia 21 atau 22 tahun itu merupakan anak petani yang mampu menghafal AlQuran 30 juz, memiliki suara merdu, dan menjadi imam lintas negara.

"Terus terang, saya sangat terharu dan meneteskan air mata melihat anak ini. Namanya Akmalul Hakim. Usianya baru sekitar 21 atau 22 tahun, anak petani, bahkan buruh tani miskin di Desa Rukon Damee, Babahrot. Dia hafal Qur'an 30 juz, punya suara merdu, dan imam lintas negara," tulis Bupati Abdya, Akmal Ibrahim, Selasa (10/9/2019) di akun Facebook-nya.

Akmal sendiri baru tahu prestasi remaja tersebut. Dalam postingannya, dia melampirkan dua video dan dua foto yang diperolehnya dari Baitul Mal setempat saat berkunjung ke rumah orangtua Akmalul Hakim.

"Video pertama itu saat beliau (Akmalul Hakim_red) menjadi imam di Malaysia. Video kedua saat memimpin doa di sebuah masjid di Pulau Jawa. Foto ketiga adalah ayah, ibu dan adiknya, dan foto keempat adalah rumahnya yang lebih tepat disebut gubuk, tempat anak ini dibesarkan dengan penuh sabar," jelas Bupati Abdya.

"Saya kenal ayahnya. Namanya Mukhlis dan matanya cacat sebelah. Dia bekerja apa saja, tak pernah mengeluh, tak pernah juga mengaku miskin, apalagi mengambil surat miskin. Ibunya membantu kerja suami di sawah atau kebun, bahkan sempat menyambi membuat sapu lidi di rumah," tulisnya.

Akmal Ibrahim menambahkan, Mukhlis merupakan sahabat dekatnya. Mereka sering ngobrol. Bahkan Mukhlis sempat jadi buruh bongkar muat sawit di kebunnya. Sang Ayah juga pekerja tangguh yang rajin, dan tak punya masalah.

"Saking tegarnya sang ayah, dia tak pernah bercerita anaknya sudah mendunia. Dia hanya bilang bahwa anaknya yang tertua dimasukkan ke pesantren. Setiap hasil kerjanya yang sedikit, selalu disisihkan untuk pendidikan anaknya," urai Akmal Ibrahim.

"Terimakasih Pak Mukhlis yang telah mengajarkan kami makna ketegaran dan kesabaran meski dalam kemiskinan. Terimakasih juga untuk sikap yang tak pernah berkeluh kesah dalam segala cuaca," tulisnya lagi.

Alhasil, amatan Dialeksis.com, postingan Akmal Ibrahim di status Facebooknya sekitar pukul 10.00 wib itu, mendapat respon postif dari netizen, dengan ragam komentar.

Potongan screenshot komentar postingan Akmal Ibrahim tentang Akmalul Hakim. [Foto: Facebook/Dialeksis.com]

Hingga berita ini ditayangkan, postingannya sudah disukai 300-an pengguna, 85 komentar, dan 215 share.

Komentar misalnya datang dari akun bernama Izul Putra Meutuwah yang berbunyi, "itu menjadi tanggungjawab Anda sebagai pemimpin, bangunlah rumah yang layak huni untuk mereka."

Sementara itu akun bernama Adik Kodak menyampaikan, "Alhamdulillah,,, pemimpin Abdya masih mau memperhatikan rakyat yang di bawah." Ada pula yang menyarankan, "segara bangun rumah layak huni. Angkat dia menjadi pegawai di kantor Anda. Itu yang harus Anda pikirkan," tulis akun bernama Faisal Abdullah Al Makki.(me)


Keyword:


Editor :
Makmur Emnur

riset-JSI
Komentar Anda