Sabtu, 09 Agustus 2025
Beranda / Berita / Dari Paya Pasi ke Jantung Aceh: Tgk. Muhammad Ali Resmi Jadi Imam Besar Masjid Raya

Dari Paya Pasi ke Jantung Aceh: Tgk. Muhammad Ali Resmi Jadi Imam Besar Masjid Raya

Sabtu, 09 Agustus 2025 08:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Tgk. H. Muhammad Ali, yang lebih dikenal dengan nama Abu Paya Pasi. Foto: for Dialeksis


DIALEKSIS.COM | Aceh - Gubernur Aceh, H. Muzakir Manaf (Mualem), secara resmi menunjuk ulama karismatik Tgk. H. Muhammad Ali, yang lebih dikenal dengan nama Abu Paya Pasi, sebagai Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman. Penunjukan ini merupakan hasil dari serangkaian pertimbangan dan musyawarah yang matang. Abu Paya Pasi dijadwalkan akan dilantik dalam waktu dekat, tepatnya pada minggu ini.

Tgk. H. Muhammad Ali lahir pada 4 Agustus 1954 di Alue Dama, Aceh Utara. Setelah menyelesaikan pendidikan di Darul Huda Lhoknibong, beliau mendirikan Dayah Bustanul Huda di Desa Alue Cek Doi. Lokasi dayah yang terletak menuju ke Paya Pasi inilah yang membuatnya kemudian dikenal luas dengan julukan Abu Paya Pasi. Selain memimpin dayah, beliau juga dipercaya menjadi anggota Majelis Syuyukh Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh.

Kepala Dinas Syariat Islam (DSI) Aceh, Zahrol Fajri, S.Ag., M.H., membenarkan penunjukan Abu Paya Pasi sebagai Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman yang baru. "Benar," ujar Zahrol Fajri kepada Dialeksis di Banda Aceh, Sabtu (9/8/2025). 

Mengenai pengukuhan, Zahrol menambahkan bahwa Abu Paya Pasi akan segera dilantik sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh protokoler kepemimpinan.

Dalam menyikapi amanah yang diterima, Abu Paya Pasi menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh Gubernur Aceh. 

"Ini adalah amanah yang sangat besar, dan saya merasa terhormat dapat dipercaya untuk memimpin Masjid Raya Baiturrahman, masjid yang merupakan simbol kemuliaan dan keberkahan bagi umat Islam di Aceh," ungkapnya kepada Dialeksis saat dihubungi.

Abu Paya Pasi juga menegaskan bahwa penunjukan ini bukan hanya sebuah penghargaan pribadi, melainkan sebuah tanggung jawab besar untuk menjaga keharmonisan umat dan meningkatkan kualitas ibadah di masjid tersebut. 

"Saya akan berusaha sebaik mungkin untuk menjalankan tugas ini dengan penuh tanggung jawab. Masjid Raya Baiturrahman bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat pembelajaran dan pemersatu umat. Kami akan terus memakmurkannya," tambahnya.

Sebagai penutup, beliau menyampaikan, "Ini adalah amanah yang sangat besar, dengan segala kekurangan yang ada. Saya memohon doa dari kalangan ulama dan seluruh rakyat Aceh dalam memimpin Masjid Raya Baiturrahman."

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI