DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dalam semangat memperingati Hari Maritim Nasional yang jatuh setiap 23 September, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala (USK) berkolaborasi dengan MAN 1 Banda Aceh menggelar kegiatan sosial bertajuk Bersih-Bersih Pantai di kawasan Ulee Lheue, Banda Aceh, Minggu (5/10/2025).
Kegiatan yang dimulai pukul 08.00 pagi itu berpusat di area Tugu 0 Kilometer Banda Aceh dan diikuti puluhan mahasiswa, pelajar, serta komunitas peduli lingkungan.
Selain aksi bersih pantai, rangkaian acara juga diisi dengan edukasi pemilahan sampah, permainan ice breaking, dan penyampaian pesan-pesan tentang pentingnya menjaga laut dari ancaman pencemaran.
Ketua BEM Fakultas Hukum USK, Annas Maulana, mengatakan kegiatan ini bukan sekadar seremonial memperingati Hari Maritim Nasional, tetapi menjadi bentuk nyata kepedulian generasi muda terhadap kelestarian laut Aceh.
“Kami ingin mengingatkan bahwa laut bukan hanya sumber ekonomi, tapi juga identitas bangsa. Laut adalah ruang hidup nelayan, tempat mencari rezeki, dan juga bagian dari warisan hukum adat kita. Menjaga laut berarti menjaga masa depan kita sendiri,” ujar Annas kepada media dialeksis.com.
Ia juga menekankan pentingnya kesadaran hukum dan budaya maritim di kalangan pelajar. Menurutnya, peran masyarakat kampus dan sekolah dalam menjaga ekosistem laut perlu diperkuat melalui kegiatan edukatif dan kolaboratif seperti ini.
“Kami dari Fakultas Hukum USK berkomitmen mengedukasi masyarakat, terutama generasi muda, tentang aspek hukum lingkungan dan adat laot. Kolaborasi dengan MAN 1 Banda Aceh ini menjadi wujud nyata sinergi lintas lembaga untuk membangun kesadaran bersama,” tambah Annas.
Sementara itu, Surya Suid, Ketua Panglima Laot Kota Banda Aceh, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, menyampaikan apresiasi atas inisiatif mahasiswa dan pelajar yang turun langsung ke lapangan.
“Kami sangat mengapresiasi langkah anak muda yang mau peduli dengan laut. Dalam adat Aceh, laut itu suci. Panglima Laot menjaga hukum adat laot agar laut tidak dieksploitasi sembarangan. Kalau laut rusak, maka hilanglah sumber kehidupan nelayan,” ungkap Surya Suid.
Ia juga mengingatkan bahwa tanggung jawab menjaga laut bukan hanya pada nelayan atau pemerintah, tetapi merupakan tanggung jawab semua lapisan masyarakat.
“Menjaga laut itu bukan tugas satu pihak. Kalau kita mulai dari hal kecil seperti tidak membuang sampah ke laut, kita sudah berkontribusi besar untuk masa depan,” katanya.
Kegiatan bersih pantai ini berlangsung hangat dan penuh antusiasme. Para peserta terlihat membawa kantong sampah, memungut plastik dan limbah yang berserakan di sekitar bibir pantai Gampong Jawa. Setelah kegiatan, mereka berdiskusi ringan mengenai isu lingkungan dan keberlanjutan sumber daya laut Aceh. [nh]