DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kepadatan penduduk kerap jadi sumber persoalan serius, terutama di negara-negara berkembang. Beban lingkungan dan sosial akibat kepadatan akan memicu munculnya berbagai masalah seperti kriminalitas, kemiskinan, kesenjangan sosial, sampah, banjir, polusi, penyakit menular, hingga depresi.

Dari 34 provinsi di Indonesia, DKI Jakarta merupakan wilayah terpadat, dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 16.862 jiwa per kilometer persegi (km2).

Tingkat kepadatan penduduk di DKI Jakarta bahkan mengalahkan New York, yang merupakan kota terpadat di Amerika Serikat. Dengan luas wilayah 784 km2 dan jumlah penduduk 8,25 juta, tingkat kepadatan kota New York mencapai 10.527 jiwa/km2.

Dalam data Ditjen Dukcapil, Kementerian Dalam Negeri 2020, kota terpadat di DKI Jakarta adalah Jakarta Pusat dengan tingkat kepadatan 22.019 jiwa/km2.

Di tingkat kecamatan di Jakarta Pusat, yang terpadat adalah kecamatan Johar Baru dengan kepadatan 61.093 jiwa/km2 -- dan di tingkat kelurahan: Kampung Rawa dengan kepadatan 94.558 jiwa/km2.

Di Kampung Rawa, seorang warga bahkan harus berakrobat menyulap rumahnya yang hanya 30 meter persegi, agar dapat menampung empat keluarga (11 orang).

Di kampung ini pula, sebagian warga harus tidur bergantian karena terbatasnya ruang. "Anak-anak muda banyak yang tidur di siang hari. Malam, orang-orang tua berganti jatah tidur," kata Suprati Harjo, Kepala Seksi Pemerintahan Kelurahan Kampung Rawa, seperti dikutip oleh Lokadata.id.

Kepadatan dengan segala dampaknya tak hanya monopoli Jakarta, tapi juga masalah di banyak kota besar yang menjadi pusat dari ekonomi dan magnet urbanisasi.

Selain DKI Jakarta, provinsi terpadat lainnya adalah Jawa Barat yang mencapai 1.332 jiwa/km2. Kemudian disusul oleh Banten (1.204 jiwa/km2), Daerah Istimewa Yogyakarta (1.172 jiwa/km2), dan Jawa Tengah (1.126 jiwa/km2).

Sedangkan wilayah yang paling lega adalah Kalimantan Utara dengan kepadatan hanya 9 jiwa/km2, kemudian Papua Barat dengan 11 jiwa/km2.[Lokadata]