DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Laju inflasi di Provinsi Aceh pada Juli 2025 tercatat sebesar 0,68 persen secara bulanan (month-to-month), didorong kuat oleh kenaikan harga komoditas pangan, terutama beras.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh dalam rilis resminya, Jumat (1/8/2025), menyatakan kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang utama inflasi bulan ke bulan dengan andil sebesar 0,56 persen.
"Kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 1,49 persen, yang menjadi motor utama inflasi bulanan," ujar Plt Kepala BPS Aceh, Tasdik Ilhamuddin, dalam siaran pers yang berlangsung secara daring di kanal YouTube resmi mereka.
Selain beras dengan andil inflasi sebesar 0,31 persen, komoditas lain yang turut memicu kenaikan harga secara bulan ke bulan ini diantaranya adalah: bawang merah 0,11 persen; daging ayam ras 0,06 persen; ikan bandeng 0,05 persen; dan bensin sebesar 0,03 persen.
Secara tahunan (year-on-year), inflasi Aceh berada di angka 3 persen. Artinya, harga barang dan jasa secara umum naik rata-rata sebesar 3 persen dibandingkan dengan Juli 2024.
Adapun, selama periode Juli 2024 - Juli 2025, komoditas beras menjadi penyumbang utama inflasi tahunan sebesar 0,56 persen. Komoditas lain yang turut menyumbang inflasi diantaranya meliputi: emas perhiasan 0,46 persen; sigaret kretek mesin (SKM) 0,28 persen; ikan dencis 0,21 persen; dan ikan tongkol 0,18 persen.
Dari lima kota perhitungan inflasi di Aceh, Kabupaten Aceh Tamiang mengalami inflasi bulanan tertinggi sebesar 1 persen, sementara inflasi tahunan tertinggi terjadi di Kota Meulaboh dengan angka 3,82 persen.
Sementara itu, per Juli 2025, kesejahteraan petani di Aceh menunjukkan perbaikan. BPS Aceh melaporkan Nilai Tukar Petani (NTP) saat ini mencapai angka 126,52 atau naik signifikan sebesar 2,70 persen dibandingkan bulan Juni 2025.
"Kenaikan NTP terjadi di seluruh subsektor pertanian, kecuali subsektor peternakan," kata Tasdik.
Kenaikan ini melampaui peningkatan NTP nasional yang tumbuh 0,76 persen di angka 122,64. Kenaikan NTP di Aceh, ucap Tasdik, didorong oleh peningkatan Indeks Harga yang Diterima Petani (lt) yang kini berada di angka 152,42 atau naik sebesar 2,95 persen. Komoditas utama yang mendongkrak pendapatan petani diantaranya adalah gabah, kopi dan pinang.
Meski Indeks Harga yang Diterima Petani (It) meningkat, kenaikan biaya kebutuhan hidup petani juga mengalami kenaikan tipis. lantaran Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) juga ikut naik sebesar 0,24 persen atau kini berada di angka 120,47.
Kenaikan biaya ini sebagian besar disebabkan oleh mahalnya harga beras dan bawang merah, namun diredam oleh turunnya harga komoditas lain seperti cabai merah dan tomat. [msr]