DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Universitas Syiah Kuala (USK) memasuki babak baru dalam sejarah tata kelolanya sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH). Untuk pertama kalinya, proses pemilihan rektor periode 2026 - 2031 akan digelar sepenuhnya di bawah kewenangan Majelis Wali Amanah (MWA).
Ketua MWA USK, Safrizal Z.A., secara resmi mengumumkan peluncuran proses pemilihan tersebut, Senin (15/9/2025). Dalam video milik Universitas Syiah Kuala yang dilansir media dialeksis.com, Safrizal menekankan bahwa momen ini bukan sekadar pergantian kepemimpinan, tetapi juga momentum strategis untuk menentukan arah masa depan USK lima tahun ke depan.
“Alhamdulillah, dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, hari ini kita resmi memulai proses pemilihan Rektor Universitas Syiah Kuala periode 2026 - 2031. Proses ini menjadi yang pertama sejak USK berstatus PTN-BH, sehingga memiliki nilai sejarah yang sangat penting,” ujar Safrizal.
Safrizal menjelaskan, seluruh mekanisme pemilihan mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 tentang PTN-BH Universitas Syiah Kuala serta Peraturan Majelis Wali Amanah USK Nomor 4 Tahun 2025 tentang Tata Cara Pemilihan Rektor.
Menurutnya, MWA telah membentuk Panitia Pemilihan Rektor yang akan bekerja secara akuntabel, transparan, partisipatif, dan menjunjung tinggi nilai akademik.
“MWA berkomitmen menyelenggarakan pemilihan ini secara profesional, berlandaskan asas tata kelola yang baik. Kami memastikan seluruh tahapan dilakukan dengan netralitas, integritas, dan kualitas,” tegasnya.
Safrizal menambahkan, tahapan pemilihan rektor meliputi sosialisasi, pendaftaran, penjaringan bakal calon, penyaringan, pemilihan hingga pelantikan oleh MWA. Seluruh tahapan akan dilaksanakan secara terbuka dan dapat diakses oleh sivitas akademika maupun masyarakat luas.
“Ini bukan hanya urusan internal kampus, tetapi proses yang harus mendapatkan dukungan publik. Karena itu, transparansi menjadi kunci agar legitimasi rektor terpilih benar-benar kuat,” jelas Safrizal.
Dalam kesempatan itu, Safrizal juga mengajak seluruh pemangku kepentingan mulai dari dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, alumni hingga masyarakat untuk ikut berpartisipasi aktif memberikan masukan demi terwujudnya pemilihan yang bermartabat.
“Mari kita jaga bersama nilai-nilai luhur Universitas Syiah Kuala, jantung hati rakyat Aceh. Harapan kita, rektor yang terpilih nantinya adalah sosok yang visioner, inklusif, dan mampu membawa kemajuan nyata bagi universitas, daerah, bangsa, bahkan dunia,” tutur Safrizal.
Pemilihan rektor kali ini, menurut Safrizal, akan menjadi fondasi penting dalam mempertegas posisi USK sebagai universitas yang unggul, mandiri, dan berdaya saing global.
“Ini bukan hanya soal siapa yang menjadi rektor, tapi juga bagaimana kita bersama menjaga marwah, integritas, dan keberlanjutan tata kelola universitas. Dari sinilah arah strategis USK lima tahun mendatang akan ditentukan,” pungkas Safrizal.