Beranda / Berita / Peringati Hari Kanker Sedunia, Nurjannah Husien: Butuh Support Semua Pihak

Peringati Hari Kanker Sedunia, Nurjannah Husien: Butuh Support Semua Pihak

Kamis, 04 Februari 2021 10:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Alfi Nora

Pendiri Yayasan Darah Untuk Aceh, Nurjannah Husien. [For Dialeksis]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Bertepatan dengan peringatan hari kanker sedunia pada 4 Februari, Pendiri Yayasan Darah Untuk Aceh, Nurjannah Husien menyampaikan, penderita kanker sekarang ini sudah tidak melihat dari faktor usia, semua orang bisa saja terkena kanker.

"Saya yang sering mendampingi pasien kanker, kita semua harus mengambil bagian dan butuh support dari semua pihak," ujar Nujannah saat dihubungi Dialeksis.com, Kamis (4/2/2021).

Hari Kanker Sedunia tahun ini bertemakan "I Am and I Will" yang diartikan sebagai komitmen dalam diri untuk melakukan sebuah tindakan.

"Mari sama-sama kita support penderita kanker supaya mereka tetap bisa bertahan, dan bisa menjalankan pengobatan mereka bisa tuntas," ajaknya.

Yayasan Darah Untuk Aceh yang didirikan sejak 24 April 2012 dan masih aktif hingga saat ini. Nurjannah melihat, penderita kanker itu membutuhkan dukungan agar mereka bisa bertahan.

Menurutnya, secara jumlah penderita kanker di Aceh bertambah seiring berjalannya waktu. Terdapat beberapa faktor yang belum sampai pemahamannya kepada ke masyarakat yaitu untuk mengurangi faktor risiko.

"Kalau mencegah untuk tidak makan ini itu masih sulit, semua elemen masyarakat itu harus ikut mengkampanyekan, mensosialisasikan tentang meminimalisir faktor risiko penyakit kanker," jelasnya.

Memberikan pemahaman ke masyarakat itu sangat penting, karena pada hakikatnya selama ini kanker itu belum ada obatnya, kemoterapi satu-satunya cara yang harus dilakukan.

"Berhubung kanker yang diderita anak-anak, orangtua sering menolak kemoterapinya, memberikan pemahaman orangtua itu penting supaya mereka mengerti kalau sudah kena kanker tidak hal lain yang bisa dilakukan kecuali kemoterapi," kata Nurjannah.

"Kemoterapi kadang-kadang memberikan efek rambut rontok, badan lemah, sebenarnya tidak masalah, dari pada anak-anak menjerit kesakitan, tetapi semua hanya bersifat sementara," lanjutnya.

Sementara itu, persepsi orangtua ketika sang anak dikemoterapi, mereka membayangkan akan dimasukkan kedalam mesin seperti dibakar, padahal kenyataannya tidak begitu.

"Intinya kita butuh dukungan semua pihak, terutama orangtua karena anak-anak tidak bisa mengambil keputusan sendiri, masih ada ikut campur orangtua," ucapnya.


Keyword:


Editor :
Fira

riset-JSI
Komentar Anda