Minggu, 03 Agustus 2025
Beranda / Berita / Risman Rachman Usul Forum Ekonomi Barsela, Dorong Sinergi Kawasan Menuju Investasi Kolektif

Risman Rachman Usul Forum Ekonomi Barsela, Dorong Sinergi Kawasan Menuju Investasi Kolektif

Sabtu, 02 Agustus 2025 17:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Ratnalia

Risman A. Rachman putra barat selatan. Foto: Ist


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Respons atas pemikiran Dr. Rustam Effendi soal Nagan Raya sebagai primadona investasi dari barat Aceh terus menggelinding. Kali ini datang dari Risman A. Rachman, putra daerah Barsela (Barat Selatan Aceh), yang menangkap gagasan Rustam sebagai sinyal kuat untuk membangun kolaborasi lintas wilayah.

“Saya ketemu kata kunci kolaborasi antar pemerintah, Bang Rustam Effendi,” ujar Risman. “Saya seperti sedang mendengar abang peugah, jangan kerja sendiri, harus kerja kolektif daerah.”

Risman tak sekadar memberi komentar. Ia menawarkan langkah konkret: membentuk Forum Ekonomi Barsela (FEBA) sebuah poros sinergi pembangunan antara Nagan Raya, Aceh Barat, Aceh Jaya, Aceh Barat Daya, hingga Aceh Selatan. Forum ini, menurutnya, akan menjadi rumah bersama untuk merancang dan menyinergikan proyek-proyek lintas batas.

Salah satu usulan awalnya adalah pembangunan Zona Industri Bersama Meulaboh - Nagan hingga klaster perikanan dan pelabuhan bersama di pesisir selatan barat Aceh.

“Ini semacam ajakan: ayo kita keluar dari silo masing-masing dan mulai memikirkan pertumbuhan sebagai kawasan, bukan lagi per kabupaten,” kata Risman kepada Dialeksis, Sabtu, 3 Agustus 2025.

Untuk menopang langkah itu, Risman juga menyarankan penyusunan Peta Jalan Investasi Tematik Barsela 2025 - 2030. Dokumen ini diharapkan menjadi alat promosi yang solid di hadapan investor nasional maupun internasional, sekaligus penanda arah pembangunan ekonomi wilayah.

Ia menyebut contoh spesifik. Beutong dengan tambang marmernya, Darul Makmur dengan potensi perkebunan sawit, dan Seunagan dengan basis pertaniannya. “Ini tentu untuk Nagan. Daerah lain tinggal menyesuaikan dengan keunggulan masing-masing,” kata Risman.

Menurutnya, kekuatan kawasan akan tercipta jika masing-masing kabupaten tak saling bersaing, melainkan saling melengkapi.

Dalam keterangannya, Risman turut menggarisbawahi tiga agenda prioritas lain yang sejalan dengan visi Rustam Effendi. Pertama, mempercepat hilirisasi produk lokal agar nilai tambah tetap tinggal di daerah. Kedua, pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan, pelabuhan, listrik, dan internet. Ketiga, pembenahan sistem perizinan serta penguatan SDM dan budaya kerja produktif.

“Ini investasi jangka menengah yang hasilnya akan terasa lima hingga sepuluh tahun ke depan. Tapi harus mulai dari sekarang,” ujarnya.

Gagasan yang dilontarkan Risman menjadi angin segar di tengah minimnya koordinasi antarwilayah selama ini. Jika benar terwujud, Forum Ekonomi Barsela akan menjadi forum regional pertama yang lahir bukan karena regulasi, melainkan dorongan kesadaran kolektif antardaerah.

“Sebenarnya ide-ide Bang Rustam bisa langsung diadopsi jadi agenda kerja bersama. Tinggal keberanian politik kepala daerah untuk duduk satu meja,” kata Risman, yang selama ini aktif memantau pembangunan daerah dari Jakarta.

Ia berharap momentum ini tak berhenti di meja wacana, tapi menjadi gerakan sistematis membangun ekonomi kawasan secara inklusif.

“Kalau kita serius bentuk FEBA dan kerjakan roadmap bersama, Barsela bukan hanya jadi alternatif investasi, tapi pilar utama pertumbuhan ekonomi Aceh dari kawasan barat selatan,” pungkasnya. “Bisa kektuh, Bang?”

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI