Beranda / Berita / Waspada, Lagi Heboh Modus Penipuan dengan Voice Notes

Waspada, Lagi Heboh Modus Penipuan dengan Voice Notes

Jum`at, 09 Juni 2023 08:30 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Belakangan ini, masyarakat dihebohkan dengan beredarnya kabar tentang modus penipuan yang menggunakan voice note. Kabar ini pertama kali dibagikan oleh seorang pengguna Twitter melalui akun autobase @tanyakanrl pada tanggal 5 Juni.

Dalam unggahannya, pengguna Twitter tersebut membagikan tangkapan layar pesan yang menginformasikan tentang tawaran dropship dengan metode pembayaran tanpa uang tunai atau cashless. Pelaku meminta calon korban untuk menanggapi pesan voice note yang dikirim.

Modus penipuan ini memanfaatkan teknologi suara untuk menjalankan aksinya. Dalam voice note yang dikirim, pelaku berusaha meyakinkan calon korban untuk terlibat dalam dropship dengan janji keuntungan yang menggiurkan. Namun, tujuan sebenarnya adalah untuk mengelabui dan menipu korban.

"Selamat pagi kak, saya ingin dropship dengan sistem cashless melalui WhatsApp. Sebelum lanjut, mohon berikan tanggapan informasi dari voice note di bawah," tulis pesan tersebut.

Menanggapi hal tersebut, pengamat budaya dan komunikasi digital dari Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan mengingatkan masyarakat untuk tetap berhati-hati karena modus-modus penipuan digital memang terus berkembang.

"Masyarakat perlu belajar bahwa modus-modus penipuan digital itu berkembang dan masyarakat harus selalu tahu perkembangan terakhirnya seperti apa, sehingga paling tidak bisa menghindarinya," ujar Firman.

Mengenai penipuan menggunakan voice note, Firman mengatakan hal tersebut bisa saja merupakan bentuk pengembangan dari penipuan dengan modus APK sebelumnya yang telah banyak diwaspadai oleh masyarakat.

"Jadi ada modus baru yang berbeda," imbuhnya.

File dalam bentuk voice note, kata Firman, akan mengurangi kewaspadaan calon korban. Pasalnya, voice note saat ini sering digunakan untuk mempercepat dan mempermudah komunikasi.

"Kita sering menggunakan voice note dan sebagainya karena untuk mempercepat komunikasi waktu kita pakai WhatsApp dan malas nulis, atau sedang dalam keadaan tidak leluasa untuk nulis. Kita sudah terbentuk dengan relasi semacam itu. Ketika dipakai oleh mereka yang menipu, itu korbannya sering 'refleks'," kata Firman.

Kemudian ketika korban lengah, lanjut dia, data-data pribadi hingga rekening bisa saja dibobol. Firman juga tak lupa mengingatkan kasus penipuan dengan menggunakan format APK (Android Package Kit). 

"Nah, ini hanya penipu yang tahu (bagaimana caranya). APK kan sebenarnya juga bukan untuk menyedot data pribadi pemakai perangkat seluler, tapi oleh penipunya dimodifikasi untuk keperluan itu," ujar Firman.

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda