Rabu, 17 Desember 2025
Beranda / Data / BNPB: Bencana Banjir Sumatera Tewaskan 1.030 Jiwa, Provinsi Aceh 431 Orang Meninggal

BNPB: Bencana Banjir Sumatera Tewaskan 1.030 Jiwa, Provinsi Aceh 431 Orang Meninggal

Selasa, 16 Desember 2025 16:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan (Kapusdatinkom) BNPB, Abdul Muhari. [Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Bencana hidrometeorologi yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Provinsi Aceh, telah menimbulkan dampak kemanusiaan yang sangat besar.

Berdasarkan data terbaru Posko Penanggulangan Bencana Hidrometeorologi Pemerintah Aceh yang dilansir media dialeksis.com, per 16 Desember 2025, ribuan jiwa menjadi korban, ratusan ribu rumah rusak, serta jutaan warga terdampak secara langsung.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan (Kapusdatinkom) BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan bahwa secara nasional, bencana hidrometeorologi telah berdampak pada 52 kabupaten di berbagai wilayah.

“Berdasarkan laporan yang masuk ke BNPB hingga 16 Desember 2025, jumlah korban meninggal dunia tercatat mencapai 1.030 jiwa, sementara 205 jiwa dinyatakan hilang, dan sekitar 7.000 orang mengalami luka-luka akibat bencana,” kata Abdul Muhari.

Ia menjelaskan, bencana yang didominasi banjir besar, longsor, dan cuaca ekstrem ini juga menyebabkan kerusakan masif pada permukiman warga. Dampak sosial dan ekonomi terus meluas seiring masih tingginya intensitas hujan di sejumlah daerah rawan.

Untuk Provinsi Aceh, BNPB mencatat kondisi yang tak kalah memprihatinkan. Sedikitnya 18 kabupaten/kota terdampak langsung oleh bencana hidrometeorologi dalam beberapa pekan terakhir.

“Di Aceh, jumlah korban meninggal dunia tercatat 431 jiwa, sementara 32 orang masih dinyatakan hilang, dan sekitar 4.300 warga mengalami luka-luka,” ujar Abdul Muhari.

Tak hanya korban jiwa, kerusakan infrastruktur permukiman juga sangat signifikan. Data posko mencatat 145.424 unit rumah mengalami kerusakan, mulai dari rusak ringan hingga rusak berat, memaksa ratusan ribu warga meninggalkan tempat tinggal mereka.

Akibat kerusakan rumah dan ancaman bencana susulan, jumlah pengungsi terus bertambah. Di Aceh, tercatat 129.794 kepala keluarga (KK) atau sekitar 474.962 jiwa saat ini mengungsi di berbagai lokasi pengungsian, baik di fasilitas umum, tenda darurat, maupun rumah kerabat.

Sementara itu, secara keseluruhan jumlah korban terdampak bencana di Aceh mencapai 518.742 KK atau setara dengan 1.984.018 jiwa. Angka ini mencerminkan hampir separuh populasi Aceh yang terdampak langsung maupun tidak langsung oleh bencana hidrometeorologi.

Abdul Muhari menegaskan bahwa BNPB bersama pemerintah daerah, TNI, Polri, relawan, dan berbagai unsur kemanusiaan terus mengintensifkan upaya tanggap darurat. Prioritas utama saat ini adalah evakuasi korban, pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, serta penanganan kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan perempuan.

“Kami terus mendorong pemerintah daerah untuk memastikan distribusi logistik berjalan lancar, pelayanan kesehatan tetap tersedia, dan pengungsian memenuhi standar kemanusiaan,” ujarnya.

BNPB juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana susulan, mengingat kondisi cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Aceh.

“Keselamatan warga adalah yang utama. Kami mengimbau masyarakat mengikuti arahan petugas di lapangan dan segera mengungsi jika berada di wilayah rawan,” tutup Abdul Muhari. [nh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI