Minggu, 14 Desember 2025
Beranda / Data / Ratusan Pesantren dan Madrasah di Aceh Rusak Akibat Banjir dan Longsor

Ratusan Pesantren dan Madrasah di Aceh Rusak Akibat Banjir dan Longsor

Minggu, 14 Desember 2025 09:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Kepala Kantor Wilayah Kemenag Aceh, Azhari. Foto: for Dialeksis


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Bencana hidrometeorologi berupa banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Aceh menyebabkan kerusakan signifikan pada berbagai fasilitas keagamaan. Satuan Tugas (Satgas) Tanggap Darurat Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Aceh mencatat ratusan pondok pesantren, madrasah, hingga rumah ibadah terdampak, bahkan sebagian dinyatakan hilang.

Kepala Kantor Wilayah Kemenag Aceh, Azhari, mengungkapkan bahwa sedikitnya 261 pondok pesantren di 17 kabupaten/kota terdampak bencana. Dari jumlah tersebut, dua pesantren dinyatakan hilang dan empat lainnya roboh.

“Sebanyak 261 pondok pesantren terdampak bencana hidrometeorologi, dua di antaranya hilang dan empat roboh,” ujar Azhari, Minggu (14/12/2025).

Tak hanya pesantren, lima kantor Kemenag di Aceh juga mengalami kerusakan dengan tingkat yang bervariasi. Kantor Kemenag Aceh Utara, Aceh Timur, dan Aceh Singkil tercatat mengalami kerusakan ringan. Sementara itu, kantor Kemenag Kota Langsa dan Aceh Tamiang mengalami kerusakan berat.

Dampak bencana juga meluas ke sektor pendidikan madrasah. Kemenag Aceh mencatat 325 madrasah di 14 kabupaten/kota terdampak, dengan rincian 238 rusak ringan, 63 rusak sedang, dan 16 rusak berat. Selain itu, dua bangunan madrasah roboh dan enam lainnya dilaporkan hilang.

Kerusakan turut dialami 74 Kantor Urusan Agama (KUA) di 12 kabupaten/kota. Rinciannya, 39 KUA rusak ringan, 29 rusak sedang, lima rusak berat, dan satu dinyatakan hilang. KUA yang hilang tersebut berada di Puteri Betung, Kabupaten Gayo Lues.

Sementara itu, rumah ibadah menjadi sektor paling terdampak. Sebanyak 519 unit rumah ibadah di 15 daerah mengalami kerusakan, dengan rincian 89 rusak ringan, 380 rusak sedang, 41 rusak berat, delapan roboh, dan satu hilang. Rumah ibadah yang terdampak mencakup tempat ibadah umat Islam, Kristen, Katolik, dan Buddha.

Kemenag Aceh memastikan terus melakukan pendataan lanjutan serta berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pihak terkait untuk penanganan darurat dan pemulihan fasilitas keagamaan yang terdampak bencana.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI