Beranda / Liputan Khusus / Dialetika / Jelang Musda Demokrat Aceh, Muslim Bersinar Meredupkan Nova

Jelang Musda Demokrat Aceh, Muslim Bersinar Meredupkan Nova

Senin, 09 Agustus 2021 17:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Bahtiar Gayo

Demokrat Aceh kini menjadi perhatian publik. Siapa yang akan memimpin partai bintang mercy berwarna biru ini? Menjadi perhatian karena di sana ada sosok Nova Iriansyah yang kini menjabat Gubernur Aceh.

Namun kekuatan Nova menjadi rapuh, dimana sebelumnya 23 DPC Demokrat se Aceh mendukungnya, namun menjelang pelaksanaan Musda ke -V, 13 DPC menarik dukunganya dan mengalihkan ke Muslim.

Mengapa para DPC menarik dukunganya dan tidak mempercayai Nova untuk memimpin? Sampai kedekatan Nova dengan Moeldoko diumbar ke publik. Dimana Moeldoko dianggap sebagai perusak Demokrat dibawah kendali AHY.

Akankah Nova maju kembali? Apa manuver Nova selanjutnya dalam partai? Dimana partai ini telah turut menentukan duduk di kursi nomor satu Aceh, sementara di atas kertas dia kalah dukungan dari DPC? Dialeksis.com merangkumnya dalam berbagai sumber.

Soal siapapun yang akan maju menjadi pimpinan partai, wakil ketua 1 DPD Demokrat Aceh, H. Dalimi menilai semua kader punya hak untuk mencalonkan diri sebagai Ketua dalam Musyarawarah Daerah (Musda).

Pernyataan yang hampir senada juga disampaikan Feri Yanto, Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPC Partai Demokrat Aceh Tengah. Menurut mereka, kalau kader ingin mencalonkan diri sebagai ketua DPD Partai Demokrat Aceh sah-sah saja. Karena, tidak ada alasan untuk tidak boleh, yang penting mampu dan harus sesuai dengan kriteria.

Namun Dalimi menyatakan dirinya sangat yakin Nova Iriansyah masih akan kembali maju mencalonkan diri sebagai Ketua DPD Demokrat Aceh.

Sementara Feri Yanto menyebutkan, dengan adanya kader partai yang maju menjadi calon pimpinan menandakan nuansa demokrasi berjalan dengan baik. Syarat mencalonkan diri menjadi ketua DPD Partai Demokrat harus mendapatkan dukungan minimal 20 % dari pemilik suara sah.

Keduanya, Nova Iriansyah dan Muslim sudah memenuhi syarat untuk maju sebagai calon ketua DPD Partai Demokrat Aceh. Karena, sudah didudukung lebih dari persyaratan minimal.

Berubahnya peta dukungan yang sebelumnya direncanakan Nova akan dipilih secara aklamasi, namun belakangan DPC yang mendukung Nova berbalik mendukung Muslim, hingga Muslim mengantongi 13 dukungan dan Nova tinggal 10, apakah karena sikap Nova?

Fernanda M.A, Pengamat Politik dan Pemerintahan sekaligus Peneliti Jaringan Survei Inisiatif (JSI), Alumni Magister Ilmu Politik dan Pemerintah UGM, mengungkapnya secara gambling dalam tulisan opininya di Dialeksis.com.

Sebelumnya, Nova akan menjadi ketua Demokrat secara aklamasi. Namun kini sudah terbelah dua kubu. Munculnya dua kubu ini membuka peluang pelaksanaan Musda Demokrat dipercepat, bahkan tidak tertutup kemungkinan akan dilaksanakan di Jakarta, jelas Farnanda.

Perubahan itu terjadi dan berawal dari sebuah forum konsolidasi dan silaturrahmi bersama DPC-DPC di Restoran Meuligoe (Pendopo) Gubernur. Dalam pertemuan itu Nova “melepaskan peluru” yang sulit dipridiksi kemana arahnya.

Dalam pertemuan itu Nova menyebutkan dia tidak berniat lagi untuk mencalokan diri sebagai ketua DPD Demokrat. Selain itu muncul juga kalimat dari Nova soal kedekatanya dan hubungan baik dengan Moeldoko.

Hasil pertemuan itu sampai ke DPP Demokrat, kalimat kedekatan dengan Moeldoko menjadi pemicu. Moeldoko adalah sosok yang mengutak-atik, perusak Partai Demokrat di bawah pimpinan AHY, sebut Fernanda.

DPP Demokrat dapat menentukan sikap dan mengambil keputusan untuk “mendepak” Nova dari Partai biru bintang mercy ini. Perkembangan ini ternyata mempengaruhi para DPC Demokrat di Aceh, tulis alumni UGM ini.

DPC yang selama ini solid dan menyatakan dukunganya ke Nova, kini benar benar terbelah. 13 DPC untuk Muslim,SHI,MM, anggota DPR-RI Komisi IV Dapil Aceh 2, dan 10 DPC bertahan untuk Nova.

Di Aceh sendiri nuansa politik yang mengarah kepada Nova terus menggeliat. Ada pembahasan soal turunya KPK ke Aceh. Riuhnya Pansus DPRA menyangkut persoalan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBA T.A. 2020 dan BPBJ.

Dilain sisi kini hangat dibicarakan masyarakat soal sikap Sekda Aceh yang super “nekat” melanggar aturan dalam penggunaan dana Covid-19 anggaran tahun 2020. Sekda menyatakan dana refocussing yang penggunaannya boleh untuk selain penanggulan Covid-19, sebut Fernanda.

Pernyataan Sekda Aceh ini membuat Dirjen Keuangan Mendagri, Mochamad Ardian terkejut, dan menyatakan pernyataan Sekda ini diluar aturan. Karena aturan penggunaan dana Covid-19 sudah jelas regulasinya.

Selain itu, Mendagri juga menegur Gubernur Aceh soal dana Covid-19, karena belum sepenuhnya membayar uang insentif Nakes. Hingga Juli 2021 baru 13,97% yang disalurkan.

Dukungan 13 DPC Partai Demokrat seluruh Aceh kepada Muslim, Shi, secara resmi disampaikan koordinator forum DPC Demokrat HT. Ibrahim, MT, MM., Minggu (08/08/2021).

Sementara itu, ketua DPC Partai Demokrat Kota Banda Aceh, Arif Fadillah menyebutkan, 13 DPC sepakat untuk mencalokan Muslim dikarenakan Nova Iriansyah tidak bersedia dicalonkan kembali. Nova menyatakan tidak mau dicalonkan kembali ketika dilangsungkan pertemuan 1 Agustus 2021 tepatnya di Aula Pendopo Gubernur.

Arif menyebutkan, sosok alternatif pengganti Nova adalah sosok muslim ini tidak usah diragukan lagi kinerjanya, loyalitasnya, dan dalam membangun komunikasi baik secara internal maupun eksternal sangat baik.

“Pengalaman-pengalaman organisasi beliau juga bagus, dan ditambah lagi muslim juga sudah menjadi anggota DPR RI sebanyak 3 periode. Masih banyak lagi kelebihanya, makanya pertimbangan kami beliau adalah kader terbaik,” sebutnya.

Dilain sisi, jelas Arif, sampai saat ini Nova Iriansyah belum ada ucapan atau penegasan akan maju lagi sebagai calon ketua DPD Demokrat Aceh. Belum ada pemanggilan dari DPC yang ada di Aceh untuk menyatakan Nova Iriansyah akan maju kembali.

 Arif sangat yakin, suara dukungan dari DPC untuk Muslim akan bertambah lagi dari 13 DPC yang sudah ada saat ini dan sudah berkomitmen.Karena para DPC punya komitmen bersama-sama membangun partai Demokrat di Aceh sebagai partai pemenang di Aceh.

Harapan baru demi kesejahteraan dan pembangunan Provinsi Aceh juga disampaikan Ketua Barisan Muslim (BM), Nurul Fazri. Menurutnya, Muslim sangat pantas sebagai pimpinan partai, apalagi sudah teruji 3 priode menjadi anggota DPR RI.

Menurut Fazri, calon ketua Demokrat ini dikenal dengan sosok yang sangat dekat dan pro rakyat. Sikapnya yang terbuka bagi semua kalangan. Ia memiliki kemampuan dan loyalitas, serta jam terbang yang sudah teruji. Selain itu bersinergi, baik ke internal partai maupun ke berbagai elemen masyarakat Aceh.

Fazri berharap dengan terpilihnya Muslim sebagai Ketua DPD Demokrat Aceh mampu memperkuat Partai yang telah membesarkannya selama 20 tahun dan tunduk serta patuh pada Ketua Umum AHY serta Sekjend DPP partai Demokrat Teuku Riefky Harsya.

Bagaimana tanggapan Muslim, sang calon ketua Demokrat Aceh? Ketika dihubungi Muslim tidak banyak memberikan komentar atas dukungan para DPC kepada dirinya.

“Saya hanya diberi tahu kawan-kawan DPC, dan demi kebaikan partai saya siap,” kata Muslim.

Anggota DPR RI ini menyatakan, dirinya tidak mencampuri soal dukungan DPC yang mengarah pada dirinya, dan itu murni inisitif dari DPC. Selain itu, Nova Iriansyah sudah menyampaikan kepada DPC apabila dirinya tidak akan maju kembali mencalonkan diri sebagai ketua DPD.

Bila benar dukungan kepada Muslim semakin solid dan berkemungkinan bertambah, sudah dapat dipastikan Muslim akan memimpin partai bintang mercy berwarna biru ini untuk Aceh lima tahun ke depan.

Namun, ini dunia politik, situasi bisa saja berubah-ubah. Dinamika terus berkembang, kita ikuti saja pelaksanaan Musda ke V Demokrat yang akan dilaksanakan pada Minggu pertama September ini. ***: Bahtiar Gayo


Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda