Beranda / Liputan Khusus / Dialetika / Kala Sikundo Tak Diwartakan Utuh

Kala Sikundo Tak Diwartakan Utuh

Sabtu, 09 Februari 2019 14:44 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Baim
Jembatan Sikundo yang sudah selesai di bangun.

Gampong Sikundo, sebuah permukiman terpencil di Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat, tiba-tiba diperbincangkan se antero Aceh. Bahkan menjadi perhatian para elit di Jakarta. Tak sampai disitu saja, elit politik pun menjadikan kasus Sikundo sebagai komoditas politik.

Hal ini dipicu oleh pemberitaan salah satu TV swasta yang berbasis di Jakarta, tentang ketiadaan jembatan di sana. Warga, menurut TV itu harus menggunakan dua rentangan sling yang dibentangkan di atas sungai. Dengan video apik dan menggugat keadilan pembangunan, wartawan televisi itu merekam warga yang sedang melintas menggunakan sling dan cukup berbahaya.

Laporan itulah yang kemudian berpolemik. Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, Kamis (7/2/2019) pun memberikan respon. Ia menilai apa yang ditampilkan oleh video itu sesuatu yang sudah selesai ditangani oleh Pemerintah Aceh.

Tapi bola kian liar bergulir. Berbagai pihak merespon dengan pro dan kontra. Khalayak ramai pun semakin positif terlibat meminta diselesaikan masalah pembangunan jembatan yang viral itu.

Lalu bagaimana kondisi sebenarnya? Pemerintah Aceh telah menyelesaikan pembangunan jembatan di Gampong Sikundo, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat, dengan Dana Otonomi Khusus Kabupaten (DOKA) tahun 2018, dan saat ini sudah dilintasi masyarakat setempat.

Hal ini disampaikan Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh, Rahmat Raden, Jumat (7/2/2019), menanggapi potongan berita televisi swasta yang sempat viral di sejumlah group WhatsApp dan media sosial dalam 24 jam terakhir.

Pada berita televisi itu terlihat warga dan anak sekolah sedang melintasi jembatan tali (sling) di atas aliran sungai Meureubo.

Ada indikasi yang disorot kamera adalah jembatan tali (sling) yang belum dibongkar, dan posisinya memang dekat jembatan gantung yang baru selesai dibangun itu.

Klarifikasi senada juga disampaikam oleh Murdani, M. Ed., dosen di UIN Ar Raniry yang juga ketua peneliti Komunitas Adat Terpencil (KAT) yang ikut melakukakan advokasi tentang jembatan itu, pada tahun lalu.

Pada laman facebooknya, Jumat (8/2/2019) ia menulis:  Sebagai ketua Tim peneliti KAT saya pikir tidak salah untuk ikut nimbrung dalam diskusi yang sedang viral tentang jembatan Sikundo. Sebagaimana yang telah dijanjikan bahwa pembangunan jembatan merupakan syarat untuk pembangunan rumah dan pengembangan ekonomi masyarakat Sikundo melalui kegiatan KAT (komunitas adat terpencil) Kemensos RI yang akan dimulai tahun 2019. Untuk jembatan tersebut telah selesai dibangun dan program KAT akan dimulai dalam beberapa bulan ke depan.

Bupati Aceh Barat Ramli MS, ikut memberikan tanggapan atas "pelintiran" informasi yang menurutnya telah di distorsi oleh beberapa media. Apa yang diliput di Sikundo, terlihat jelas sebagai itikad buruk.

"Pembangunan ada tapi disebut tak ada, ini ada apa? Semoga ke depan mereka melakukan konfirmasi sebelum berita dibuat. Bukan justru melakukan konfirmasi setelah berita tidak berimbang disiarkan," keluhnya kepada wartawan.

Sejatinya, jembatan sling yang diwartakan oleh sebuah televisi, benar adanya. Lokasinya di dekat jembatan gantung yang sudah dibangun pemerintah.

Salah seorang warga media sosial, Nasrul turut memberikan komentar terhadap jembatan gantung yang selesai dibangun pada tahun 2018

"Mungkin, karena direkam dari sudut yang pas, maka yang terlihat cuma sling yang membentang sungai. Tidak terlihat jembatan itu, walau ukurannya besar," ujarnya.


Keyword:


Editor :
Im Dalisah

riset-JSI
Komentar Anda