Beranda / Liputan Khusus / Dialetika / Virus Corona "Menikam" Dunia

Virus Corona "Menikam" Dunia

Senin, 27 Januari 2020 15:57 WIB

Font: Ukuran: - +


Siapa saat ini yang tidak resah dengan persoalan corona? Nama ini menjadi trend dan dibahas dibelahan dunia. Demikian dengan Wuhan, sebuah kota di Tiongkok, China. Kota ini menjadi buah bibir karena sumber wabah penyakit. 

Virusnya mematikan dan penyebaranya terbilang cepat. Belahan dunia dibuat gaduh, hingga tulisan ini dinaikan, Senin (27/1/2020), sudah ada 13 negara yang tersebar virus Novel Coronavirus (2019-nCOV). 

Virus corona yang menjadi wabah, kini "menikam"  seluruh penghuni dunia. Asal muasal virus ini, sampai kini belum ada ilmuan yang memastikanya. Virus ini diduga berasal dari senjata biologi Wuhan, China.

Mengutip Washington Times, virus ini berasal dari pasar hewan yang terletak di Wuhan, China. Wabah virus ini hampir mirip dengan Sindrom Pernapasan Timur Tengah atau MERS dan Sindrom Pernapasan Akut Parah atau SARS.

Asal mula virus corona masih ditelusuri oleh para ilmuwan. Namun, beberapa media asing, seperti Radio Free Asia menyebutkan, bahwa asal mula virus corona ini dari sebuah laboratorium di Wuhan.

Virus yang menyebar melalui udara ini, sudah melanda sedikit 13 negara. Masih banyak negara yang belum membuat pernyataan, bahwa di negeri mereka juga sudah dilanda virus yang menghebohkan awal tahun 2010 ini.

13 negara yang disebut sebut sudah tersebar virus corona (tidak termasuk Indonesia), tentunya paling banyak tersebar virus mematikan ini adalah China. Di negara bambu kuning ini, tercatat ada 2.000 kasus dan 56 warga di sana meninggal. Identisikasi pada 31 Desember 2019, di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.

Selain China sebagai sumber wabah ini, Kanada sudah mengumumkan warga negaranya terkena virus corona. Demikian dengan Jepang dan Singapura, juga sudah menyatakan ada wabah corona.

Malaysia, di minggu ke empat Januari 2020 sudah menyatakan ada warganya terkena virus. Demikian dengan Korea Selatan dan Thailan, juga sudah menyebutkan ada virus mematikan ini.

Tidak ketinggalan Amerika Serikat, Rumah Sakit Chicago menerima pasien yang baru datang dari Wuhan terkena virus. Vietnam juga mengonfirmasi ada warga negaranya yang terkena virus corona.

Nepal juga menjadi negara termakan virus. Selain itu, Prancis juga menyebutkan ada warganya yang sudah terjangkit wabah. Australia juga tidak ketinggalan, dimana Rumah Sakit Melbourne. Otoritas Kesehatan New South Wales saat ini memiliki tujuh kasus yang tengah diselidiki. Dua diantaranya positif virus corona.

Indonesia.

Bagaimana dengan bumi pertiwi? Warga negara Indonesia juga dibuat kalang kabut oleh virus mematikan ini. Bukan hanya warga negara Indonesia yang sedang berada di Wuhan, China, namun mereka yang tinggal di Pertiwi sangat waswas dengan virus ini.

Apalagi Kemenkes RI sudah menetapkan 19 daerah waspada virus corona. 19 daerah itu; Jakarta, Tangerang, Bandar Lampung, Padang, Tarakan, Balikpapan, Manokwari. Sampit, Bandung, Jambi, Tanjung Balai Karimun, Samarinda, Palembang, Tanjung Pinang, Denpasar, Surabaya, Batam, Bitung dan Manado.

Aceh belum termasuk dalam daftar Kemenkes sebagai daerah waspada. Namun walaupun daerah daerah yang belum disebutkan dalam daftar Kemenkes sebagai daerah waspada, seluruh daerah di pertiwi ini sudah mengantisipasi meluasnya wabah virus corona.

Himbauan.

Himbauan tentang upaya penangkal terkena serangan virus ini secepatnya menyebar. Apa yang harus dilakukan dan upaya pencegahan menjadi hiasan media dalam memberitakanya.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dalam pengumuman yang ditanda tangani ketua umum, dr. Daeng M Faqih, SH. MH , menjelaskan tentang penyakit yang mengegerkan dunia ini. Menurutnya, gejala penyakit ini mirip dengan pneumonia pada umumnya, diantaranya demam, lemas, batuk kering, dan sesak atau kesulitan nafas. Perlu diwaspadai pada orang usia lanjut dan balita.

Masa inkubasi pada penyakit ini belum diketahui secara pasti, namun rata-rata gejala timbul setelah 2-14 hari. Awalnya virus corona ini diduga bersumber dari hewan, namun ternyata telah ditemukan penularan dari manusia ke manusia.

 IDI menghimbau agar;

1. Masyarakat jangan panik

2. Masyarakat tetap waspada terutama bila mengalami gejala demam, batuk, disertai kesulitan bernafas, segara mencari pertolongan ke rumah sakit.

3. Melakukan dan meningkatkan gaya hidup sehat, seperti:

a. Menjaga kebersihan tangan rutin, terutama sebelum memegang mulut, hidung, dan mata, serta setelah memegang instalasi publik. Caranya dengan mencuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir selama 20 detik. Cuci dengan air dan keringkan dengan handuk atau kertas sekali pakai. Bisa juga menggunakan sanitizer alkohol 70-80 persen.

b. Hindari mengusap mata, hidung, mulut, sebelum cuci tangan.

c. Menutup mulut ketika bersin atau batuk.

d. Gunakan masker dan segara berobat ketika memiliki gejala saluran pernafasan.

e. Istirahat bila sedang sakit.

f. Menjaga kesehatan dengan mengonsumsi buah dan sayur minimal 3 kali perhari dan makan-makanan bergizi.

4. Saran lainnya;

a. Hindari kontak dekat dengan orang yang sakit infeksi saluran pernafasan.

b. Sering mencuci tangan, khususnya setelah kontak dengan pasien dan lingkungan.

c. Hindari menyentuh hewan atau unggas atau hewan liar.

d. Patuhi petunjuk keamanan dan aturan kebersihan.

e. Jika merasa tidak nyaman ketika di daerah outbreak terutama demam atau batuk, gunakan masker dan carilah layanan kesehatan.

f. Setelah kembali dari daerah outbreak, konsultasikan ke dokter jika terdapat gejala pneumonia dan beritahu dokter riwayat perjalanan serta gunakan masker untuk mencegah penularan.

Di Aceh.

Plt Gubernur Aceh yang peduli kepada mahasiswa Aceh yang ada di Wuhan, China, langsung menelpon gerenasi muda yang sedang menuntut ilmu di sana. Nova Iriansyah berbicara langsung Alfian, salah seorang mahasiswa dari 12 mahasiswa Aceh yang ada di Wuhan. Minggu (26/1/2020). 

Mahasiswa Aceh asal Krueng Mane, Aceh Utara ini mengungkapkan rasa kekhawatiranya tentang kehabisan bahan makanan yang stocknya menipis di Kota Wuhan.

Untuk saat ini, mahasiswa Aceh ini masih bisa belanja saat ini lantaran masih ada super market yang buka di dekat kediaman mereka, namun harga kebutuhan bahan pokok di kota itu terus melonjak naik.

Keadaan mahasiswa Aceh yang berhubungan via Hp dengan Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah disampaikan langsung oleh Jubir Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani (SAG) kepada media.

Paska mendapatkan informasi ini, Plt Gubernur Aceh langsung memastikan, Pemerintah Aceh menanggung biaya logistik, terutama kebutuhan hidup, mahasiswa asal Aceh selama krisis kesehatan akibat wabah virus corona belum berhasil diatasi di China.

"Pak Nova langsung minta nomor rekening bank yang ada ATM-nya milik Alfi Rian. Semua kebutuhan mahasiswa Aceh di Kota Wuhan atau kota lainnya yang dilanda wabah virus corona ditanggung Pemerintah Aceh, agar mereka dapat bertahan selama situasi krisis kesehatan itu," sebut SAG.

Plt Gubernur Aceh, sebut Jubir ini, selang beberapa menit kemudian langsung mentransfer uang bantuan untuk mahasiswa di Wuhan, agar mereka dapat membeli perbekalan makanan dalam jumlah yang cukup, selagi stock masih tersedia di super market terdekat di Kota Wuhan.

"Alhamdulillah soal stok makanan saat ini tidak terlalu khawatir karena Pemerintah Aceh sudah mengirim dana.Terima kasih kami ucapkan kepada Pak Plt Gubernur," ucap Alfi melalui seorang wartawan di Banda Aceh.

Alfi melaporkan, keadaan 12 mahasiswa Aceh di Kota Wuhan dalam keadaan sehat. Mereka tidak dikarantina, namun memilih menetap di dalam kamar masing-masing untuk menghindari kerumunan orang karena khawatir tertular virus yang belum ada vaksinnya itu.

Perhatian Pemda Aceh

Wabah yang mematikan dan meresahkan dunia ini, menjadi perhatian serius Pemerintah Aceh, karena di Wuhan ada 12 mahasiswa asal Seoramoe Mekkah menuntut ilmu di sana.

Pemerintah Aceh terus melakukan koordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tiongkok, dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) di Jakarta, untuk memastikan generasi Aceh di Wuhan dalam keadaan sehat dan aman.

Plt Gubernur Aceh Ir Nova Iriansyah, MT juga telah menugaskan Kepala Dinas Soaial Aceh, Alhudri bertemu dengan anggota Komisi I DPR RI dan Kemenlu RI, guna berkoordinasi, menentukan langkah-langkah antisipatif, apa yang perlu dilakukan.

Hingga berita ini diturunkan, tidak ada mahasiswa Aceh yang terkena virus corona. Untuk keluarga mahasiswa di Aceh tidak perlu resah.

Mahasiswa di negeri tirai bambu ini setelah berkomunikasi dengan Alhudri, Kadis Sosial Aceh, meminta kepada pemerintah Aceh agar menjemput mereka pulang. Namun soal penjemputan ini akan dilakukan bila kondisi sudah memungkinkan.

"Alhamdulillah, persoalan mahasiswa kita di Wuhan tertagani dengan baik. Kita tetap membangun komunikasi dengan mahasiswa di sana," sebut Alhudri, Kadis Sosial Aceh menjawab Dialeksis.com, Senin (27/1/2020) via selular.

"Kita akan terus tangani dan perhatikan mahasiswa kita di sana. Saat ini saya sedang di Jakarta bersama komisi 1 DPR RI, Teuku Reifky Harsya dalam upaya koordinasi terhadap mahasiswa kita di China, semuanya akan kita lakukan yang terbaik," sebut Hudri, panggilan akrabnya.

Di Aceh sampai saat ini tidak ada yang terjangkit wabah virus carona. Namun pemerintah Aceh sudah menyiapkan dua rumah sakit untuk menampung pasien yang bila terkena wabah virus corona.

Rumah sakit itu; Zaionoel Abidin di Banda Aceh dan Rumah Sakit Cut Mutia di Aceh Utara. Semoga rumah sakit ini tidak ada menampung pasien dari Aceh yang terkena wabah yang kini menggegerkan dunia ini. ( Bahtiar Gayo)


Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda