Selasa, 13 Mei 2025
Beranda / Liputan Khusus / Diaspora / Dosen USK Ichsan Inspirasi Dunia dengan Kisah Bangkit Aceh dan Ancaman MDR-TB

Dosen USK Ichsan Inspirasi Dunia dengan Kisah Bangkit Aceh dan Ancaman MDR-TB

Selasa, 13 Mei 2025 11:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Ratnalia

Dr. Ichsan M.Sc., dosen Fakultas Kedokteran USK, diundang menjadi dosen tamu (Guest Lecturer) di McMaster University, Kanada salah satu universitas terbaik di negeri itu. Foto: doc Dialeksis.com


DIALEKSIS.COM | Kanada - Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh akademisi Universitas Syiah Kuala (USK). Dr. dr. Ichsan, M.Sc.SpKKLP.,Subsp.FOMC, dosen Fakultas Kedokteran USK, mendapat kehormatan menjadi Guest Lecturer di Universitas McMaster, salah satu kampus terbaik di Kanada.

Dalam kuliah tamu bertajuk Health Resilience and Multi Drugs Resistance Tuberculosis (MDR-TB), Ichsan membagikan kisah inspiratif kebangkitan sistem kesehatan Aceh pascatsunami 2004, serta mengingatkan dunia akan ancaman laten Tuberkulosis Resisten Obat.

Mengawali paparannya, Ichsan mengutip filsuf Jerman Friedrich Nietzsche: “Was mich nicht umbringt, macht mich stärker” (Apa yang tidak membunuhku, membuatku lebih kuat). Frasa ini, menurutnya, menjadi roh bagi masyarakat Aceh dalam membangun kembali sistem kesehatan yang kolaps pascabencana dahsyat 18 tahun silam.

“Tsunami meninggalkan trauma, tetapi juga membuka mata dunia untuk membantu Aceh bangkit. Kini, kita memiliki infrastruktur kesehatan yang lebih baik, termasuk inisiasi program Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer (SpKKLP) di USK,” ujarnya di hadapan 17 mahasiswa Global Health dan residen Family Medicine Universitas McMaster.

Program SpKKLP, yang digagas Ichsan bersama tim, disebut sebagai terobosan untuk memperkuat layanan kesehatan dasar di daerah terpencil.

“Dokter keluarga adalah ujung tombak dalam mendeteksi dini penyakit seperti TB, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat,” tambahnya.

Di sesi kedua, Ichsan mengalihkan fokus ke bahaya Tuberkulosis Resisten Obat (MDR-TB). Data yang dipaparkannya mengkhawatirkan: Indonesia menempati peringkat kedua dunia dengan 1.090.000 kasus TB aktif per tahun, dan 125.000 kematian akibat TB setara 15 jiwa melayang setiap jam.

“Pandemi COVID-19 memperburuk situasi. Banyak pasien TB yang terabaikan, sementara resistensi antibiotik terus meningkat,” tegasnya.

Ia menekankan pentingnya kolaborasi global dan peningkatan kesadaran untuk memutus mata rantai penularan. “MDR-TB bukan hanya masalah Aceh atau Indonesia, tetapi ancaman bagi seluruh dunia,” serunya.

Kuliah interaktif ini disambut antusias oleh peserta. Diskusi panjang mengalir seputar strategi membangun ketahanan kesehatan di daerah rawan bencana hingga inovasi penanganan MDR-TB.

“Pertanyaan kritis dari mahasiswa Kanada membuktikan betapa relevannya topik ini secara global,” ujar Ichsan.

Rektor USK, Prof. Dr. Marwan, menyebut kehadiran dosen USK di forum internasional sebagai langkah nyata menuju World Class University.

“Ini momentum untuk memperkuat jejaring akademik dan menunjukkan kontribusi USK dalam menjawab tantangan global,” tuturnya.

“Kami mendorong staf pengajar untuk terus berkarya di kancah internasional. Ini bukan hanya meningkatkan reputasi, tetapi juga memperkaya wawasan,” pungkasnya.

Keberhasilan Ichsan di Kanada menjadi bukti bahwa kisah Aceh dari reruntuhan tsunami hingga ancaman kesehatan masa kini memiliki pelajaran berharga bagi dunia. Sebuah pesan yang menggemakan Nietzsche: melalui tantangan, manusia menemukan kekuatan untuk menjadi lebih tangguh.


Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
diskes
hardiknas