Jum`at, 16 Mei 2025
Beranda / Liputan Khusus / Diaspora / Makan Malam di Kuala Lumpur, Mukhlis Takabeya dan Dua Pemilik Media Bahas Masa Depan Bireuen

Makan Malam di Kuala Lumpur, Mukhlis Takabeya dan Dua Pemilik Media Bahas Masa Depan Bireuen

Minggu, 02 Februari 2025 22:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Ratnalia

 Rosdet Tomyam & Seafood, sebuah restoran di kawasan Kampung Baru, Kuala Lumpur. Foto: Dialeksis.com


DIALEKSIS.COM | Kuala Lumpur - Malam baru saja menjejak pukul 20.26 waktu Malaysia, atau 19.26 WIB, ketika sebuah pesan WhatsApp masuk ke gawai dua pemilik media asal Aceh, Aryos Nivada dari Dialeksis dan Akhiruddin Mahjuddin dari AJNN. Pengirimnya bukan sembarang orang Mukhlis Takabeya, Bupati Bireuen terpilih.

Ia mengajak keduanya untuk makan malam dan ngopi bersama di Rosdet Tomyam & Seafood, sebuah restoran di kawasan Kampung Baru, Kuala Lumpur.

Sebuah ajakan yang mendadak, namun menarik. Tanpa berpikir panjang, Aryos dan Akhiruddin yang baru saja menyelesaikan pertemuan dengan mantan Panglima GAM, Muzakir Manaf, di Hotel Pullman, langsung bergerak menuju lokasi.

Setibanya di restoran, mereka disambut oleh Mukhlis Takabeya yang didampingi Darwis Jeunieb dan tim pemenangan. Suasana hangat segera tercipta. Percakapan pun mengalir, bukan sekadar basa-basi, melainkan membahas isu-isu strategis Kabupaten Bireuen mulai dari pengelolaan pajak galian C, optimalisasi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), peningkatan pendapatan asli daerah (PAD), hingga investasi.

Mukhlis dengan nada tegas menyampaikan pentingnya memastikan regulasi yang jelas bagi investor. Menurutnya, ketidakpastian hukum dan kurangnya infrastruktur pendukung menjadi hambatan utama masuknya investasi ke Bireuen.

“Kita perlu memberikan kepastian dalam regulasi, ketersediaan sumber daya alam, serta kesiapan sumber daya manusia. Jika ketiga faktor ini terpenuhi, investor akan lebih percaya menanamkan modalnya,” ujar Mukhlis.

Sebagai kader Golkar, Mukhlis optimistis jejaring partainya di lintas kementerian akan membantu percepatan pembangunan di Bireuen. Baginya, kabupaten ini memiliki posisi strategis sebagai barometer pembangunan di Aceh.

“Bireuen ini tolak ukur bagi daerah lain. Maka, saya dan Wakil Bupati Razuardi punya tanggung jawab besar untuk membuktikan kerja nyata,” katanya.

Di balik perbincangan yang mengalir santai, Mukhlis menegaskan bahwa ia tidak ingin muluk-muluk. Baginya, inti dari kepemimpinan adalah memenuhi kebutuhan paling mendasar rakyat.

“Orang sakit harus sehat, orang bodoh harus pintar, dan orang lapar harus kenyang. Ini bukan sekadar janji politik, melainkan misi utama saya,” katanya dengan nada yakin.

Selama diskusi, karakter Mukhlis terlihat jelas: sistematis dalam berpikir, memahami masalah dengan baik, dan menawarkan solusi konkret.

Ia tidak sekadar melempar gagasan, tetapi juga menunjukkan pemahaman mendalam atas persoalan yang dihadapi Bireuen.

Makan malam pun berlanjut dengan obrolan hangat. Di tengah kepulan asap teh tarik dan aroma tomyam yang menggoda, pembicaraan mereka bukan sekadar wacana. Ada harapan besar di sana bahwa di bawah kepemimpinan Mukhlis Takabeya, Bireuen bisa melangkah lebih jauh, lebih maju, dan lebih sejahtera.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
diskes
hardiknas