Beranda / Berita / Dunia / Aktivitas Pabrik Berguguran, Berikut Daftar Negaranya

Aktivitas Pabrik Berguguran, Berikut Daftar Negaranya

Selasa, 02 Agustus 2022 13:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi pabrik. [Foto: Istimewa]

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Aktivitas pabrik di sejumlah negara di Asia dan dunia mulai berguguran di tengah tekanan ekonomi global dan lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi belakangan ini.

Hal itu tercermin dari Indeks Pembelian Manager (PMI) manufaktur. Berikut daftar rinciannya:

1. China

Biro Statistik China (NBS) mencatat PMI manufaktur turun dari 50,2 menjadi 49 pada Juli lalu. Indeks dibawah 50 menunjukkan tidak adanya pertumbuhan sama sekali.

Realisasi IPM ini diluar ekspektasi para analis yang disurvei Reuters. Pasalnya, mereka memperkirakan PMI manufaktur China meningkat ke posisi 50,4 pada Juli kemarin.

Analis menyebutkan penurunan kinerja PMI manufaktur tersebut mengindikasikan kemakmuran ekonomi di China turun.

Ahli Statistik Senior NBS Zhao Qinghe menyebutkan salah satu faktornya karena industri peleburan minyak, batu bara, dan logam.

Selain itu, pabrik di China bergulat dengan harga bahan baku yang tinggi yang menekan margin keuntungan di tengah kekhawatiran resesi ekonomi global.

2. Korea Selatan

Korea Selatan (Korsel) mencatat penurunan aktivitas pabrik di negaranya. Bahkan tercatat menjadi yang terendah pertama kalinya dalam dua tahun terakhir.

PMI manufaktur turun dari 51,3 di Juni menjadi 49,8 di Juli. Realisasi dibawah poin 50 tersebut merupakan pertama kalinya sejak September 2020.

Output pabrik-pabrik di Korsel turun dalam empat bulan berturut-turut ke tingkat terendahnya sejak Oktober 2021 karena pemerintah melemah.

Ekonom S&P Global Market Intelligence Usamah Bhatti mengatakan, produsen Korsel melaporkan bahwa tekanan inflasi yang kuat dan gangguan rantai pasokan yang berkelanjutan telah menghambat produksi dan permintaan di awal kuartal III. 

“Harga yang lebih tinggi, termasuk bahan bakar Minyak, Logam, dan Semikonduktor mengartikan bahwa gangguan berbasis luas di seluruh sektor manufaktur,” sebutnya.

3. Jepang

Setali tiga uang, Jepang juga mencatat penurunan aktivitas manufaktur karena kenaikan harga dan gangguan pasokan. PMI manufaktur tercatat turun ke posisi 52,1 pada Juli dari 52,7 di juni.

Menurut Bhatti pertumbuhan manufaktur Jepang tercatat paling lambat sejak September 2021 lalu dan arus pesanan masuk mengalami kontraksi pertama sejak Februari 2022.

4. Amerika Serikat

Penurunan kinerja manufaktur juga terjadi di Amerika Serikat. Hasil survei Institute for Supply Management, indeks aktivitas pabrik nasional di negara tersebut menurun dari 53 menjadi 52,8 pada Juli lalu.

Meski angkanya masih diatas 50 menunjukkan sektor manufaktur Amerika Serikat (AS) masih berkembang, tapi indeks itu merupakan yang terendah sejak juni 2020. Ekonom menyebut inflasi tinggi menjadi salah satu pemicunya.

Ekonom di Barclays di New York Pooja Sriram mengatakan penurunan kinerja merupakan imbas dari melemahnya permintaan barang yang terjadi akibat lonjakan inflasi. (CNN Ind)

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda