Beranda / Berita / Dunia / China Bilang Tidak Perlu Penceramah untuk Memerintah Negara Lain, Ditujukan ke Siapa?

China Bilang Tidak Perlu Penceramah untuk Memerintah Negara Lain, Ditujukan ke Siapa?

Rabu, 25 Mei 2022 18:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Presiden China Xi Jinping. [Foto: Zhang Ling/Xinhua via AP]



DIALEKSIS.COM | Beijing - Presiden China Xi Jinping membela catatan hak asasi manusia (HAM) negaranya dengan mengatakan kepada seorang pejabat PBB yang berkunjung bahwa "tidak perlu penceramah untuk memerintah negara lain", Rabu (25/5/2022).

Pernyataan Xi, yang dibuat dalam panggilan video dengan Komisaris Tinggi PBB untuk HAM Michelle Bachelet, kemungkinan akan menambah kontroversi seputar perjalanan yang menurut para kritikus berisiko menjadi alat propaganda bagi Beijing.

Bachelet, yang tiba di China pada Senin untuk tur enam hari, diperkirakan akan mengunjungi wilayah barat jauh Xinjiang, di mana pemerintah China menghadapi tuduhan penahanan massal, asimilasi paksa, kerja paksa dan sterilisasi paksa terhadap Uighur dan minoritas muslim lainnya.

Pada hari Rabu, Xi mengatakan kepada Bachelet bahwa pembangunan HAM China sesuai dengan kondisi nasionalnya sendiri.

"Mengenai masalah HAM, tidak ada negara yang sempurna, tidak perlu penceramah untuk memerintah negara lain, apalagi mempolitisasi masalah, mempraktikkan standar ganda atau menggunakannya sebagai alasan untuk campur tangan di negara lain," kata Xi seperti dikutip oleh CCTV.

Bachelet mengatakan dia berkomitmen untuk kunjungan itu karena itu adalah prioritas untuk terlibat dengan Pemerintah China secara langsung, dalam masalah hak asasi manusia, menurut sebuah pernyataan yang diberikan kepada CNN oleh OHCHR.

"Agar pembangunan, perdamaian dan keamanan berkelanjutan, secara lokal dan lintas batas, hak asasi manusia harus menjadi inti mereka," kata Bachelet. 

"China memiliki aturan penting untuk dimainkan dalam lembaga multilateral dalam menghadapi banyak tantangan yang saat ini dihadapi dunia, termasuk ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional, ketidakstabilan dalam sistem ekonomi global, ketidaksetaraan, perubahan iklim, dan banyak lagi," urainya. [CNN]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda