Beranda / Berita / Dunia / Cina Tegang: Pesawat Bomber AS B-52 Manuver Kepulauan Bersengketa

Cina Tegang: Pesawat Bomber AS B-52 Manuver Kepulauan Bersengketa

Jum`at, 19 Oktober 2018 21:39 WIB

Font: Ukuran: - +

Pesawat pengebom B-52H Stratofortress


DIALEKSIS.COM | Washington - Dua pesawat pembom B-52 AS terbang di dekat pulau-pulau yang diperebutkan di Laut Cina Selatan pada Selasa lalu, demikian pernyataan dari Pasukan Udara Pasifik. 

Dua pesawat pengebom B-52H Stratofortress, yang bermarkas di Guam, "berpartisipasi dalam misi pelatihan rutin di sekitar Laut Cina Selatan," kata pernyataan itu, seraya menambahkan bahwa penerbangan itu adalah bagian dari "Operasi Pembom berkelanjutan" Indo-Pasifik AS yang telah berlangsung sejak Maret 2004.

Pentagon tidak akan mengkonfirmasi di kepulauan mana B-52 terbang, tetapi ketegangan baru-baru ini terfokus pada Kepulauan Spratly.

AS secara teratur menerbangkan pesawat di Laut Cina Selatan, sehingga Beijing sangat sensitif tentang operasi itu ketika mereka mendekati daerah di mana pemerintah Cina telah membangun pulau-pulau dan mendirikan fasilitas militer pada fitur maritim yang disengketakan.

Pasukan Udara Pasifik mengatakan, "Misi hari Selasa konsisten dengan hukum internasional dan komitmen jangka panjang Amerika Serikat untuk Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka."

"Cina telah melakukan militerisasi di sejumlah pos terdepan, dan perilaku mereka menjadi lebih tegas dan kami berusaha untuk mendapatkan tanggapan yang tepat," kata Asisten Menteri Pertahanan AS untuk Keamanan Asia dan Pasifik, Randall Schriver, kepada wartawan yang melakukan perjalanan di kawasan itu bersama Sekretaris Pertahanan James Mattis.

Berita tentang pesawat pembom itu datang ketika pejabat Pentagon mengatakan bahwa menteri pertahanan China telah sepakat untuk bertemu dengan Mattis, sebuah pertemuan yang sebelumnya dibatalkan karena perselisihan yang melibatkan sanksi AS terhadap Beijing.

"Apa yang tidak ingin kita lakukan adalah menghargai aksi agresif seperti yang Anda lihat dari insiden Decatur," kata Asisten Deputi Menteri Pertahanan untuk Asia Selatan dan Tenggara Joe Felter kepada wartawan.

"Itu tidak akan terjadi, tapi kami akan terus menggunakan hak kami di bawah hukum internasional dan mendorong semua mitra kami untuk melakukan hal yang sama," tambahnya. CNN


Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda