Beranda / Berita / Dunia / Jelang Perayaan Waisak, Sri Lanka Cabut Jam Malam

Jelang Perayaan Waisak, Sri Lanka Cabut Jam Malam

Minggu, 15 Mei 2022 22:30 WIB

Font: Ukuran: - +

(REUTERS/Dinuka Liyanawatte).


DIALEKSIS.COM | Dunia - Pemerintah Sri Lanka mencabut aturan jam malam jelang perayaan Waisak atau Festival Cahaya bagi umat Buddha. Sri Lanka memberlakukan jam malam hampir sebulan sejak protes meluas akibat krisis ekonomi yang dialami.

Kerusuhan sempat pecah yang mengakibatkan sembilan orang tewas dan lebih dari 225 orang terluka.Kerusuhan tersebut terjadi antara para demonstran yang berbenturan dengan loyalis Pemerintah Sri Lanka.

Dalam beberapa pekan terakhir, pengunjuk rasa di seluruh negara tersebut telah menuntut pengunduran diri Presiden Gotabaya Rajapaksa karena krisis ekonomi terparah Sri Lanka sepanjang sejarah.

Dilansir dari AFP, Minggu (15/5), krisis ekonomi mengakibatkan kekurangan bahan makanan, bahan bakar, termasuk obat-obatan, dan mencetak rekor inflasi serta pemadaman listrik yang berkepanjangan.

Sederet masalah tersebut telah membawa kesulitan besar bagi negara dengan total 22 juta penduduk yang tinggal di Sri Lanka. Diketahui, Minggu (15/5) merupakan Hari Raya Waisak, acara keagamaan terpenting dalam kalender Sri Lanka, yang merayakan kelahiran, pencerahan, dan kematian Buddha.

Pemerintah mengumumkan akan mencabut jam malam untuk hari tersebut tanpa memberikan keterangan lebih lanjut mengenai kapan atau apakah aturan jam malam akan diberlakukan kembali.

Meski demikian, krisis yang tengah terjadi memaksa pemerintah untuk membatalkan festival yang sebelumnya direncanakan akan digelar di sebuah kuil di wilayah selatan Sri Lanka.

"Mengingat situasi ekonomi pemerintah dan kendala lainnya, kami tidak mengadakan festival negara tahun ini di kuil Kuragala seperti yang direncanakan," kata seorang pejabat kementerian urusan Buddha.

Pejabat tersebut mengatakan umat Buddha di seluruh Sri Lanka bebas untuk mengadakan perayaan mereka sendiri, termasuk meditasi massal, serta khotbah Buddhis yang biasanya diadakan selama festival.

Festival yang diadakan untuk merayakan Waisak biasanya melibatkan dapur umum, lentera, dan panggung bambu yang memuat lukisan besar yang menggambarkan kisah-kisah dari kehidupan Buddha.

Namun, selama beberapa tahun ke belakang, festival ini tidak dapat terselenggara dengan baik karena berbagai hal, mulai dari serangan teroris pada 2019 hingga pandemi covid-19 [cnnindonesia.com].

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda