Beranda / Berita / Dunia / Jepang Ambil Ancang-ancang Pasca Korut Luncurkan Rudal Balistik,

Jepang Ambil Ancang-ancang Pasca Korut Luncurkan Rudal Balistik,

Minggu, 09 Oktober 2022 12:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida (Toru Hanai/Pool Photo via AP)


DIALEKSIS.COM | Dunia - Korea Utara meluncurkan dua rudal balistik jarak pendek ke arah perairan timurnya sehari setelah memperingatkan penempatan kembali kapal induk AS di dekat Semenanjung Korea telah mengobarkan ketegangan regional.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya mendeteksi dua peluncuran rudal pada Minggu (9/10) pukul 1.48 pagi dan 1.58 pagi waktu setempat dari kota pesisir timur Munchon di Utara.

Ia menambahkan bahwa militer Korea Selatan telah meningkatkan postur pengawasannya dan mempertahankan kesiapan dalam koordinasi yang erat dengan Amerika Serikat.

Mengutip AP, Wakil Menteri Pertahanan Jepang Toshiro Ino juga mengonfirmasi peluncuran tersebut, dengan mengatakan kegiatan pengujian Pyongyang "sama sekali tidak dapat diterima" karena mengancam perdamaian dan keamanan regional dan internasional.

Ino mengatakan senjata itu bisa berupa rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam.

"Kami terus menganalisis rincian rudal, termasuk kemungkinan diluncurkan dari laut," kata Ino.

Militer Korea Selatan dan Jepang menilai bahwa rudal tersebut terbang sekitar 350 kilometer (217 mil) dan mencapai ketinggian maksimum 90 hingga 100 kilometer (56 hingga 60 mil) sebelum jatuh ke perairan antara Semenanjung Korea dan Jepang.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida secara terpisah menginstruksikan para pejabat untuk mengumpulkan dan menganalisis semua informasi yang mereka bisa dan mempercepat pembaruan tentang tes ke publik.

Ia juga mengatakan pihaknya berusaha memastikan keselamatan semua pesawat dan kapal di perairan sekitar Jepang sambil mempersiapkan segala kemungkinan.

Sementara Komando Indo-Pasifik AS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa peluncuran itu tidak menimbulkan ancaman langsung terhadap personel atau wilayah AS maupun sekutunya. Namun, peluncuran rudal itu menyoroti "dampak destabilisasi" dari senjata pemusnah massal dan program rudal balistik Korea Utara yang melanggar hukum.

Peluncuran rudal tersebut merupakan uji coba senjata putaran ketujuh Korea Utara dalam dua minggu terakhir. Uji coba tersebut dilakukan beberapa jam setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan menyelesaikan dua hari latihan angkatan laut di lepas pantai timur Semenanjung Korea.

Latihan tersebut melibatkan kapal induk bertenaga nuklir USS Ronald Reagan dan kelompok tempurnya, yang kembali ke daerah itu setelah Korea Utara menembakkan rudal yang kuat ke Jepang pekan lalu untuk memprotes pelatihan kelompok kapal induk sebelumnya dengan Korea Selatan.

Kementerian Pertahanan Korea Utara memperingatkan bahwa pemindahan Reagan menyebabkan "percikan negatif yang sangat besar" dalam keamanan regional.

Korea Utara menganggap latihan militer AS-Korea Selatan sebagai latihan invasi dan sangat sensitif jika latihan tersebut melibatkan aset strategis AS seperti kapal induk. Korea Utara berargumen bahwa pihaknya terpaksa mengejar program senjata nuklir untuk mengatasi ancaman nuklir AS.

Namun, pejabat AS dan Korea Selatan telah berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak berniat menyerang Korea Utara.

Korea Utara telah meluncurkan lebih dari 40 rudal balistik dan jelajah di lebih dari 20 acara berbeda tahun ini. Pejabat Korea Selatan mengatakan Pyongyang mungkin akan segera melakukan rudal balistik antarbenua atau ledakan uji coba nuklir [cnnindonesia.com].

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda