Beranda / Berita / Dunia / Kehabisan Uang, WNI Anggota Jamaah Tabligh di India Minta Dievakuasi

Kehabisan Uang, WNI Anggota Jamaah Tabligh di India Minta Dievakuasi

Rabu, 29 April 2020 17:05 WIB

Font: Ukuran: - +

Semua peserta Tablighi Jamaat di Delhi dipindahkan ke lokasi karantina. (Foto: Getty Images)


DIALEKSIS.COM | India - Kementerian Luar Negeri Indonesia memastikan 10 orang Warga Negara Indonesia (WNI) anggota jamaah tabligh, yang sempat ditahan oleh kepolisian India, sudah dibebaskan.

Kesepuluh orang WNI itu sempat ditahan oleh otoritas hukum India karena terlilit persoalan visa dan ketentuan karantina wilayah atau lockdown di negara tersebut.

Mereka adalah bagian dari sekitar 700 orang WNI yang terlibat dalam acara jamaah tabligh yang digelar India saat bertepatan dengan merebaknya wabah virus corona.

Namun demikian, pemerintah Indonesia mengatakan pihaknya masih belum bisa memastikan kapan ratusan WNI dari India akan dievakuasi.

Sementara, sejumlah warga Indonesia yang mengikuti acara Jamaah Tabligh di India berharap Pemerintah Indonesia segera mengembalikan mereka ke Indonesia.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Teuku Faizasyah mengatakan, proses hukum 10 WNI anggota jamaah tabligh, yang terancam hukuman penjara, diselesaikan dengan cara membayar denda.

"Kan ada juga yang 10 orang diselesaikan kasus hukumnya, dan mereka dinyatakan mereka membayar denda. Jadi itu sudah selesai," kata Faizasyah kepada BBC News Indonesia, Selasa (28/04).

Sejauh ini, kata Faizasyah, pemerintah Indonesia belum bisa memastikan kapan akan mengevakuasi WNI jemaah tabligh di India. Sebab, India masih menetapkan status karantina wilayah.

"Kapan persisnya kita tidak tahu. Jadi, dalam kondisi itu kan tidak ada penerbangan. Jadi memang tidak mungkin ada fasilitasi pemulangan mereka," katanya.

Saat ini Kemenlu memprioritaskan penyelesaian kasus-kasus hukum WNI jemaah tabligh di India. Mereka umumnya dituduh memiliki visa bermasalah, dan menyalahi aturan karantina wilayah di India.

"Karena toh juga, yang terkena kasus hukum kan harus diselesaikan dulu kasusnya. Pendampingan hukum, kita juga sudah mencarikan pengacara-pengacara dan nanti mereka akan mendampingi," kata Faizasyah.

Sebelumnya, lebih dari 700 WNI mengikuti tabligh di Masjid Nizamuddin di New Delhi, India. Mereka berbaur bersama ribuan warga negara lainnya pada 13 - 15 Maret lalu. 

Pertemuan besar ini dilaporkan sebagai pemicu penyebaran virus corona di India. India kemudian menerapkan karantina wilayah. Sebagian besar WNI peserta jamaah tabligh ini dikarantina. Mereka ditempatkan di lebih dari 20 pusat karantina yang tersebar di seluruh India.

Kemenlu per 28 April 2020, mencatat sebanyak 75 WNI jemaah tabligh di India positif Covid-19, sementara 43 di antaranya dinyatakan sembuh.

"Harapan besar kami, supaya pihak pemerintah Indonesia, supaya bisa mengevakuasi kami," kata salah satu anggota Jemaah Tabligh asal Indonesia di India, Ali Sahbana kepada BBC News Indonesia, Selasa (28/4/2020).

Saat ini Ali bersama dengan 85 WNI menjalani proses karantina di salah satu pusat karantina kawasan New Friends Colony, Delhi.

Warga asal Makassar, Sulawesi Selatan, mengaku sudah menjalani proses karantina sejak awal bulan setelah mengikuti kegiatan Tabligh Akbar di Masjid Nizamuddin, Delhi, India pada pertengahan Maret bersama ribuan orang lainnya. "Mulai karantina tanggal 2 (April) sampai sekarang," katanya.

Ia mengaku baru mendapat kabar baik. "Tadi pagi dapat berita baik dari dokter mengenai berita keadaan kesehatan kami, bahwa semua negatif dari covid-19. Kemudian saya tanya kapan kami bisa keluar dari karantina ini? Itu dokter sampaikan itu tanggal 30 (April) sudah bisa keluar," kata Ali.

Namun, kabar ini telah ditepis juru bicara Kemenlu Indonesia, Teuku Faizasyah yang mengatakan 'Kapan persisnya kita tidak tahu'.

Selain kabar itu, Ali mengaku bersama puluhan WNI jemaah tabligh juga dijanjikan mendapatkan surat keterangan negatif Covid-19 dari otoritas setempat.

"Besok pagi baru mau diserahkan. Cuma tidak tahu apakah satu surat ber empat nama, atau per orang. itu belum jelas juga," kata Ali.

Selama menjalani masa karantina WNI jemaah tabligh tak diizinkan membeli makanan dari luar. Mereka dikurung di dalam ruangan dengan makanan itu-itu saja.

"Karena hampir dari kawan-kawan ini ada yang sudah eneg, sudah tidak bisa masuk lagi, karena makanannya cuma dal. Ya kalau bahasa kasarnya ini bukan lagi makanan untuk Babu. Kadang saya di sini makan pakai garam saja," kata Ali.

Ali melanjutkan, "Mau nggak mau kita nerimo lah. Daripada nggak makan,sakit malah dibilang Covid-19, nanti."

Menurut Ali, saat ini jemaah sudah mulai kehabisan uang. "Kawan-kawan ada yang sempat bicara sisa uangnya itu nggak sampai 1 juta, paling 750ribu lagi," katanya.

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda