DIALEKSIS.COM | Baghdad - Koalisi Rekonstruksi dan Perubahan yang dipimpin Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani keluar sebagai pemenang dalam pemilu parlemen Irak, menurut hasil awal Komisi Pemilihan Umum Tinggi Independen pada Rabu (12/11/2025).
Koalisi al-Sudani meraih 1,3 juta suara, unggul sekitar 370 ribu suara dari pesaing terdekatnya. Dalam pidatonya, al-Sudani menyebut tingkat partisipasi pemilih yang mencapai 56 persen sebagai “bukti nyata keberhasilan lain” dan menandakan “pemulihan kepercayaan terhadap sistem politik.”
Namun, euforia kemenangan dibayangi tingkat partisipasi rendah di sejumlah wilayah, terutama Baghdad dan Najaf, setelah ulama Syiah populer Muqtada al-Sadr menyerukan boikot terhadap apa yang ia sebut sebagai “pemilu yang cacat.”
Hasil pemilu menunjukkan pola sektarian yang familiar: kandidat Syiah mendominasi provinsi Syiah, Sunni menang di wilayah Sunni, dan Kurdi unggul di daerah Kurdi. Meski begitu, beberapa kejutan muncul, termasuk kemenangan besar Partai Demokratik Kurdistan (KDP) di provinsi mayoritas Sunni, Nineveh, serta absennya wakil Kurdi di Diyala untuk pertama kali sejak 2005.
Tidak ada partai yang meraih mayoritas di parlemen beranggotakan 329 kursi, sehingga negosiasi pembentukan koalisi pemerintahan baru diperkirakan akan berjalan alot.
Pemilu ini merupakan yang keenam sejak invasi AS tahun 2003 yang menggulingkan Saddam Hussein. Pemerintahan berikutnya akan menghadapi tuntutan rakyat untuk menciptakan lapangan kerja, memperbaiki layanan publik, dan menjaga keseimbangan antara dua sekutu utama Irak -- Iran dan Amerika Serikat. [Aljazeera]