Minggu, 07 Desember 2025
Beranda / Berita / Dunia / Mediator Kecam Rencana Israel Buka Rafah Satu Arah, Dinilai Berpotensi Pengusiran Warga Gaza

Mediator Kecam Rencana Israel Buka Rafah Satu Arah, Dinilai Berpotensi Pengusiran Warga Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 23:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Israel ingin membatasi pembukaan perlintasan perbatasan Rafah antara Mesir dan Jalur Gaza hanya untuk jalur keluar, sehingga membuka jalan bagi pengungsian massal [Foto: Alexander Dziadosz/Reuters]


DIALEKSIS.COM | Palestina - Sejumlah mediator regional, termasuk Mesir dan Qatar, bersama enam negara mayoritas Muslim, mengecam rencana Israel membuka Penyeberangan Rafah secara satu arah hanya untuk keluarnya warga Gaza menuju Mesir. Langkah itu dinilai memicu kekhawatiran pengusiran permanen warga Palestina serta memblokir bantuan kemanusiaan.

Dalam pernyataan bersama, para menteri luar negeri Mesir, Indonesia, Yordania, Pakistan, Qatar, Arab Saudi, Turki, dan Uni Emirat Arab menyatakan “keprihatinan mendalam” atas pengumuman militer Israel melalui COGAT yang menyebutkan penyeberangan akan dibuka dengan persetujuan keamanan Israel.

Negara-negara tersebut menolak rencana tersebut dan mendesak Tel Aviv mematuhi fase pertama rencana perdamaian yang dipimpin Amerika Serikat. Mereka juga menekankan pentingnya membuka Rafah dua arah sesuai kesepakatan yang berlaku sejak gencatan senjata 10 Oktober.

Para mediator meminta Israel menghentikan langkah yang dianggap menghambat masuknya bantuan serta proses evakuasi medis. Mereka juga menyoroti perlunya Palestina dipulihkan ke dalam struktur pemerintahan yang memungkinkan Otoritas Palestina kembali beroperasi di Gaza.

Di Forum Doha, Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani menyebut gencatan senjata dua bulan terakhir berada pada “momen kritis” dan menilai kondisi belum bisa disebut gencatan senjata jika pasukan Israel masih berada di Gaza. Turki menyatakan negosiasi pembentukan pasukan stabilisasi internasional masih berlangsung, termasuk pembahasan mandat dan aturan keterlibatan.

Sementara itu, serangan Israel kembali menghantam sejumlah wilayah Gaza pada Sabtu pagi. Tiga warga dilaporkan tewas dalam serangan drone di Beit Lahiya, disusul lebih dari 20 serangan udara lain di berbagai titik, termasuk Kota Gaza, Maghazi, Khan Younis, dan Rafah. Israel juga menembakkan artileri dan menargetkan kapal nelayan di lepas pantai Khan Younis.

Hingga kini, Israel masih menguasai sebagian besar wilayah utara, timur, dan selatan Gaza. Korban tewas sejak Oktober 2023 dilaporkan telah mencapai lebih dari 70 ribu orang, dengan lebih dari 170 ribu lainnya luka-luka. [aljazeera]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI