Beranda / Berita / Dunia / Pakistan: Butuh Bailout IMF untuk Atasi Krisis

Pakistan: Butuh Bailout IMF untuk Atasi Krisis

Selasa, 09 Oktober 2018 10:05 WIB

Font: Ukuran: - +

Nilai tukar Rupee Pakistan turun lebih dari 20% sejak Desember (Foto: Akhtar Soomro/Reuters)



DIALEKSIS.COM | Pakistan - Perdana Menteri (PM) Imran Khan memberi lampu hijau untuk mendekati Dana Moneter Internasional (IMF) sebagai negara yang memerangi krisis neraca pembayaran.

Setelah berbulan-bulan spekulasi, akhirnya pemerintah baru Pakistan memutuskan untuk mendekati IMF guna mendapat bantuan keuangan karena menghadapi krisis ekonomi, yang ditandai dengan defisit neraca pembayaran dan cadangan mata uang asing yang makin menipis.

 Imran Khan menyetujui usulan untuk memulai negosiasi dengan badan global yang berbasis di Amerika Serikat (AS) itu, setelah berkonsultasi dengan para ahli dan pejabat ekonomi, kata Menteri Keuangan Asad Umar pada Senin malam (08/10).

"Hari ini, diputuskan bahwa kita harus memulai pembicaraan dengan IMF untuk stabilisasi, program pemulihan yang menjadi dasar kita dapat mengatasi krisis keuangan ini," kata Umar dalam pesan video.

Negara pecahan India tersebut menghadapi krisis neraca pembayaran dengan defisit hampir $18 miliar, menurut angka terbaru oleh Bank Negara Pakistan.

Cadangan mata uang asing Pakistan turun $ 627m pada akhir September menjadi $ 8.4m, penurunan mingguan terbesar dalam tahun-tahun yang tersisa tidak cukup untuk menutupi pembayaran utang negara yang jatuh tempo sampai akhir tahun. 

Sementara itu utang sektor publik mencapai $ 75,3 miliar yang merupakan 27 persen dari Produk Domestik Bruto Pakistan.

"Situasi sulit keuangan yang sedang dilalui negara ini, saya tidak perlu memberi tahu siapa pun tentang hal itu, semua orang tahu, ini krisis yang diwariskan oleh pemerintah sebelumnya," kata Umar.

Dia tidak menyebutkan seberapa banyak dalam pembiayaan darurat yang dibutuhkan pemerintah, tetapi dia sebelumnya mengatakan pemerintah membutuhkan setidaknya $ 8 miliar untuk memenuhi pembayaran utang luar negeri sampai akhir tahun. (Aljazeera)


Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda