Sabtu, 20 September 2025
Beranda / Berita / Dunia / Pakistan Isyaratkan Nuklir untuk Saudi, Israel Dihadapkan pada Tantangan Baru

Pakistan Isyaratkan Nuklir untuk Saudi, Israel Dihadapkan pada Tantangan Baru

Jum`at, 19 September 2025 23:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman dan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif berpelukan pada hari penandatanganan perjanjian pertahanan di Riyadh, Arab Saudi, 17 September 2025 (Sumber: middleeasteye.net)


DIALEKSIS.COM | Islamabad - Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Mohammad Asif, membuat pernyataan mengejutkan terkait arah kebijakan pertahanan negaranya. Ia menegaskan bahwa program nuklir Pakistan “akan disediakan” bagi Arab Saudi maupun negara Muslim lain jika diperlukan, merujuk pada pakta pertahanan baru yang ditandatangani Islamabad dengan Riyadh.

Langkah ini dinilai akan mengubah peta keamanan kawasan, sekaligus menantang dominasi nuklir Israel yang selama ini diyakini sebagai satu-satunya pemilik senjata nuklir di Timur Tengah.

Dalam wawancara dengan Geo TV pada Kamis malam, Asif menjelaskan bahwa kesepakatan pertahanan yang ditandatangani Rabu lalu mengikat kedua negara dalam prinsip collective defense. “Jika ada agresi terhadap salah satu pihak “ dari pihak mana pun “ maka agresi tersebut akan dipertahankan bersama, dan dibalas dengan respons,” katanya.

Ia menambahkan, pintu pakta ini tetap terbuka bagi negara lain. “Saya dapat mengatakan bahwa pintunya tidak tertutup bagi pihak lain,” ujarnya, membuka kemungkinan keikutsertaan negara Muslim lain dalam payung pertahanan bersama tersebut.

Pakistan merupakan satu-satunya negara mayoritas Muslim yang secara resmi memiliki senjata nuklir, sementara negara-negara lain terikat perjanjian Nonproliferasi Nuklir (NPT). Dengan pernyataan terbaru, Islamabad secara tidak langsung mengisyaratkan bahwa Arab Saudi kini berada di bawah perlindungan nuklir Pakistan.

Analis menilai langkah ini merupakan sinyal tegas kepada Israel. Sejak lama, Israel diyakini memiliki senjata nuklir meski tak pernah mengakuinya secara resmi. Dengan payung nuklir Pakistan, kalkulasi strategis di kawasan dipastikan akan berubah.

Menjawab pertanyaan apakah pencegahan nuklir Pakistan bisa dinikmati Arab Saudi, Asif menegaskan:

“Izinkan saya menjelaskan satu hal tentang kemampuan nuklir Pakistan: kemampuan itu sudah ada sejak lama ketika kami melakukan uji coba. Sejak itu, kami memiliki pasukan yang dilatih untuk medan perang. Apa yang kami miliki akan tersedia untuk Arab Saudi sesuai dengan perjanjian ini.”

Meski demikian, Asif menegaskan bahwa kesepakatan ini tidak secara eksplisit menyebut negara mana pun sebagai pihak lawan. “Kami belum menyebutkan nama negara mana pun yang serangannya akan secara otomatis memicu respons pembalasan. Arab Saudi juga belum menyebutkan nama negara mana pun, begitu pula kami,” ujarnya.

Kesepakatan ini lahir sepekan setelah serangan di Doha yang memicu kekhawatiran negara-negara Teluk Arab akan keamanan mereka. Sejak 7 Oktober 2023, eskalasi konflik Israel meluas hingga Iran, Lebanon, Palestina, Qatar, Suriah, dan Yaman.

Hubungan pertahanan Pakistan dan Arab Saudi sendiri telah terjalin selama puluhan tahun. Namun, pengakuan terbuka bahwa nuklir Pakistan bisa menjadi payung bagi kerajaan menandai babak baru dalam konstelasi geopolitik kawasan. [The Associated Press]

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
bpka - maulid