Beranda / Berita / Dunia / Polisi Sri Lanka Lepaskan Tembakan ke Pengunjuk Rasa, Satu Orang Tewas

Polisi Sri Lanka Lepaskan Tembakan ke Pengunjuk Rasa, Satu Orang Tewas

Rabu, 20 April 2022 15:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Para pengunjuk rasa memblokir jalur kereta api di Rambukkana. [Foto: AFP]


DIALEKSIS.COM | Kolombo - Sedikitnya satu orang tewas dan 13 lainnya luka-luka setelah polisi menembaki sekelompok orang yang memprotes kenaikan harga bahan bakar baru di Sri Lanka tengah, Selasa (19/4/2022).

Insiden penembakan mematikan pertama oleh pasukan keamanan selama berminggu-minggu demonstrasi tentang krisis ekonomi terburuk negara itu dalam beberapa dekade. Lima belas personel polisi juga dirawat di rumah sakit dengan luka ringan setelah bentrokan dengan pengunjuk rasa.

Polisi mengkonfirmasi bahwa mereka menembak para pengunjuk rasa di Rambukkana, 90 kilometer (55 mil) timur laut Kolombo. Juru bicara polisi Nihal Talduwa mengatakan para demonstran memblokir rel kereta api dan jalan dan mengabaikan peringatan polisi untuk membubarkan diri.

“Untuk mengendalikan situasi, polisi menembaki para pengunjuk rasa, yang melukai beberapa pengunjuk rasa,” kata Thalduwa melansir Aljazeera, Rabu (20/4/2022).

“Beberapa polisi yang terluka juga telah dirawat di rumah sakit,” katanya, menambahkan peluru tajam dan gas air mata telah digunakan untuk mengusir kerumunan yang melemparkan batu dan benda-benda lain. 

"Polisi masih di daerah itu dan berusaha memulihkan ketenangan," ujarnya.

Duta Besar Amerika Serikat Julie Chung dan Koordinator Residen PBB Hanaa Singer-Hamdy mendesak semua pihak menahan diri dan meminta pihak berwenang untuk memastikan hak rakyat untuk protes damai.

Chung menyerukan penyelidikan independen atas penembakan itu.

Sri Lanka berada di ambang kebangkrutan, dengan hampir US$7 miliar dari total US$25 miliar utang luar negerinya akan dibayarkan tahun ini. Kekurangan devisa yang parah berarti negara tersebut kekurangan uang untuk membeli barang-barang impor. 

Harga bahan bakar telah naik beberapa kali dalam beberapa bulan terakhir, yang mengakibatkan kenaikan tajam dalam biaya transportasi dan harga kebutuhan pokok lainnya.

Krisis ekonomi Sri Lanka dimulai setelah pandemi virus corona merusak pendapatan vital dari pariwisata dan pengiriman uang. [Aljazeera]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda