DIALEKSIS.COM | London - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London menggelar Scotnesia Game Exchange, forum yang mempertemukan pelaku industri dan ekosistem gim dari Indonesia dan Inggris, khususnya Skotlandia, untuk mempererat jejaring dan mendorong kolaborasi strategis di sektor gim.
Kegiatan ini diselenggarakan bekerja sama dengan Asosiasi Game Indonesia (AGI), Scottish Games Network, dan The Lazy Monday, dengan dukungan Pemerintah Skotlandia. Agenda mencakup diskusi panel, demonstrasi gim, serta sesi live streaming yang mempertemukan pengembang dan komunitas gamer dari kedua negara.
Duta Besar RI untuk Inggris, Desra Percaya, dalam sambutannya menekankan pentingnya kolaborasi strategis antara Indonesia dan Inggris dalam membangun industri gim yang inklusif dan inovatif.
“Kolaborasi Indonesia-Inggris akan semakin membuka peluang bagi industri gim Indonesia untuk tumbuh dan berkembang, serta saling melengkapi kebutuhan masing-masing ekosistem,” ujar Dubes Desra yang dikutip pada Rabu (13/8/2025).
Acara ini menghadirkan dua sesi diskusi panel yang mengupas potensi kerja sama di bidang pendidikan, pengembangan gim, serta peluang investasi. Selain itu, sesi live streaming lintas negara menambah semarak acara, dengan streamer Skotlandia memainkan dua gim karya pengembang Indonesia -- Petit Island (Xelo Digital) dan Grim Trials (Glory Jam) -- sementara streamer Indonesia memainkan gim asal Skotlandia -- Farewell North (Kyle Banks) dan Observation (Screen Burn Interactive).
Antusiasme para pelaku industri dan komunitas gim dari kedua negara mencerminkan besarnya potensi Scotnesia Game Exchange sebagai platform kolaborasi untuk memperkuat konektivitas industri kreatif Indonesia-Inggris.
Secara global, industri gim merupakan salah satu sektor dengan pertumbuhan tercepat dalam ekonomi kreatif dan menjadi lahan subur bagi inovasi melalui kemitraan internasional. Indonesia sendiri merupakan pasar gim terbesar di Asia Tenggara, dengan nilai transaksi sekitar USD 1,6 miliar dan jumlah gamer mencapai 150 juta pada 2023.
Sementara itu, Inggris memiliki industri gim yang mapan, ditopang oleh komunitas aktif, inkubator teknologi, universitas terkemuka, sumber pendanaan, serta dukungan kuat pemerintah. Skotlandia, melalui kota-kota seperti Glasgow, Dundee, dan Edinburgh, dikenal sebagai pusat klaster pengembangan gim di Inggris. [*]