Beranda / Berita / Dunia / Turki-AS Sepakat Normalisasi Hubungan

Turki-AS Sepakat Normalisasi Hubungan

Sabtu, 17 Februari 2018 16:03 WIB

Font: Ukuran: - +


Menlu Turki Mevlut Cavusoglu (kanan), berjabat tangan dengan Menlu AS Rex Tillerson (kiri) seusai konferensi pers bersama menyusul pertemuan mereka di Ankara, Turki, 16 Februari 2018. (AP)


DIALEKSIS, Ankara - Hubungan antara Turki dan Amerika Serikat (AS) memanas dalam beberapa pekan terakhir setelah terlibat perbedaan pandangan terkait posisi pasukan Kurdi Suriah. Turki menggempur pasukan tersebut lewat operasi militer. Aksi tersebut ditentang oleh AS.  

Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, dan Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson, sepakat untuk menormalisasi hubungan. Kesepakatan itu disampaikan saat konferensi pers bersama di Ankara.

"Kami sepakat untuk menormalisasi hubungan lagi," kata Cavusoglu, mengutip dari Sputnik, Sabtu (17/2).

Dia mengatakan, hubungan kedua negara telah berada pada "fase kritis". Kedua pihak sepakat untuk menciptakan mekanisme guna membahas masalah yang memicu perseteruan antar-anggota NATO ini.

Menlu Cavusoglu menambahkan, lebih dari 100 warga Turki terbunuh dalam serangan yang dilakukan oleh YPG Kurdi yang didukung AS. Namun, diplomat Ankara ini tidak menjelaskan apakah ratusan korban itu berasal dari perang di Afrin atau dalam konflik lain.

Kendati sepakat menormalisasi hubungan, Turki tetap minta jaminan dari AS untuk menarik pasukan Kurdi dari Manbij, Suriah, ke tepi timur Sungai Efrat.

Sementara itu, Menlu Tillerson mengatakan dukungan Washington terhadap Pasukan Demokrat Suriah (SDF)—yang sebagian besar terdiri dari pasukan Kurdi—akan dibatasi.

"Kami menganggap serius ketika sekutu NATO kami mengatakan bahwa pihaknya memiliki masalah keamanan, kami selalu memberi tahu kepada Turki bahwa dukungan kami terhadap SDF akan terbatas," kata Tillerson.

AS mengakui hak Ankara untuk mengamankan perbatasannya. Namun, Tillerson menyerukan Turki untuk menahan diri dalam operasi militer di Afrin, Suriah, dan tidak meningkatkan ketegangan.

Seperti diketahui, sejak beberapa minggu lalu militer Turki meluncurkan operasi militer di Afrin dengan kode nama "Operation Olive Branch" untuk memerangi pasukan YPG Kurdi. Ankara mengakui ada korban di pihaknya selama operasi militer berlangsung, namun tidak merinci jumlahnya secara pasti.

Perang antara Turki dan YPG Kurdi di Afrin membuat AS dilemma. Di satu sisi, YPG Kurdi adalah sekutu AS dalam perang melawan ISIS di Suriah. Namun, di sisi lain Turki juga sekutu AS di keanggotaan NATO.

Pemerintah Erdogan memerangi YPG Kurdi di wilayah Suriah yang berbatasan dengan Turki karena kelompok itu dinyatakan Ankara sebagai organisasi teroris. (Okezone)

Keyword:


Editor :
Sammy

riset-JSI
Komentar Anda