Beranda / Berita / Dunia / UNRWA: Kekurangan Gizi Akut Meningkat di Kalangan Anak-anak Gaza

UNRWA: Kekurangan Gizi Akut Meningkat di Kalangan Anak-anak Gaza

Minggu, 17 Maret 2024 17:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Pengungsi Palestina mengumpulkan makanan yang disumbangkan oleh badan amal sebelum berbuka puasa, berbuka puasa, pada hari pertama bulan suci Ramadhan, di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 11 Maret 2024. [Foto: Mohammed Abed/AFP]


DIALEKSIS.COM | Palestina - Badan bantuan utama PBB yang beroperasi di Gaza mengatakan bahwa kekurangan gizi akut semakin meningkat di wilayah utara Palestina ketika Israel bersiap mengirim delegasi ke Qatar untuk melakukan perundingan gencatan senjata baru mengenai kesepakatan penyanderaan dengan Hamas.

Pada hari Sabtu (16/3/2024), Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan satu dari tiga anak di bawah usia dua tahun di Gaza utara kini mengalami kekurangan gizi akut, sehingga memberikan tekanan lebih besar pada Israel atas bencana kelaparan yang akan terjadi.

“Malnutrisi pada anak-anak menyebar dengan cepat dan mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza,” kata UNRWA dalam sebuah postingan di media sosial.

Pada hari Jumat, Israel mengatakan akan mengirim delegasi ke Qatar untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut dengan mediator setelah Hamas mengajukan proposal baru untuk gencatan senjata dengan pertukaran sandera dan tahanan.

Sebuah sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa delegasi tersebut akan dipimpin oleh kepala badan intelijen Israel Mossad, David Barnea. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berusaha untuk mengadakan kabinet keamanan untuk membahas proposal tersebut sebelum pembicaraan dimulai.

Kantor Netanyahu mengatakan tawaran Hamas masih didasarkan pada “tuntutan yang tidak realistis”.

Upaya berulang kali gagal untuk mencapai gencatan senjata sebelum bulan suci Ramadhan, yang dimulai seminggu yang lalu, dengan Israel mengatakan pihaknya berencana melancarkan serangan baru di Rafah di Gaza selatan.

Kanselir Jerman Olaf Scholz, yang memulai kunjungan dua hari ke wilayah tersebut, menyuarakan kekhawatirannya mengenai serangan di Rafah, tempat lebih dari separuh dari 2,3 juta penduduk Gaza berlindung, dan mengatakan ada bahaya bahwa serangan tersebut akan mengakibatkan “banyak korban sipil".

Pada hari Jumat, kantor Netanyahu mengatakan dia telah menyetujui rencana serangan terhadap Rafah dan penduduk sipil akan dievakuasi.

Laporan tersebut tidak memberikan kerangka waktu, dan tidak ada bukti adanya persiapan tambahan di lapangan. [Aljazeera]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda