Jum`at, 20 Juni 2025
Beranda / Ekonomi / Ekspor Mainan Anak Indonesia Tembus Dunia, Tenaga Kerja Terserap 37 Ribu Orang

Ekspor Mainan Anak Indonesia Tembus Dunia, Tenaga Kerja Terserap 37 Ribu Orang

Jum`at, 20 Juni 2025 11:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Redaksi

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA), Reni Yanita mengungkapkan Indonesia kini menempati peringkat ke-22 dari 195 negara eksportir mainan anak dunia, dengan pangsa pasar ekspor sebesar 0,48%.. [Foto: dok. Kemenperin]


DIALEKSIS.COM | Aceh - Industri mainan anak nasional diam-diam menunjukkan taji di pasar global. Meski belum masuk 10 besar, Indonesia kini menempati peringkat ke-22 dari 195 negara eksportir mainan anak dunia, dengan pangsa pasar ekspor sebesar 0,48%.

"Artinya, peluang kita untuk tumbuh dan bersaing di pasar internasional itu besar sekali," ungkap Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita dalam pernyataan resmi, Jumat (20/6/2025).

Reni menyebut, industri mainan anak bukan hanya berkontribusi pada devisa negara, tapi juga menjadi salah satu sektor padat karya yang menyerap lebih dari 37 ribu tenaga kerja. Hingga 2024, tercatat ada 204 unit usaha yang bergerak di sektor ini, terdiri atas 124 industri besar dan sedang, 80 industri kecil, serta 10 sentra IKM mainan anak.

“Sentra-sentra IKM ini tersebar di beberapa wilayah. Di Jawa Tengah ada empat sentra, satu di Jawa Timur, dan lima di Jawa Barat,” jelasnya.

Pertumbuhan industri mainan anak ini turut memperkuat kinerja sektor manufaktur nasional, yang terus menunjukkan hasil positif. Data Bank Dunia dan United Nations Statistics mencatat Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia pada 2023 mencapai USD 255,96 miliar. 

Dengan capaian ini, Indonesia masuk 12 besar negara manufaktur dunia, serta peringkat ke-5 terbesar di Asia, di bawah China, Jepang, India, dan Korea Selatan.

"Di ASEAN, Indonesia unggul jauh dibanding negara-negara lain seperti Thailand dan Vietnam," tambah Reni.

Sementara itu, data PDB triwulan I-2025 dari BPS menunjukkan sektor industri manufaktur menyumbang 17,50% terhadap PDB nasional, meningkat dari 17,47% pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Tak hanya itu, sektor manufaktur tetap menjadi tulang punggung ekspor nasional. Sepanjang 2024, ekspor dari sektor ini mencapai USD 196,5 miliar, atau 74,25% dari total ekspor nasional. Sementara pada triwulan I 2025, sektor ini menyumbang USD 52,9 miliar atau 79,4% dari total ekspor, dengan surplus perdagangan mencapai USD 10,4 miliar. [red]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
dpra