Sabtu, 04 Oktober 2025
Beranda / Ekonomi / Harga Cabai di Aceh Tembus Rp90 Ribu, Petani: Alhamdulillah Bisa Tutup Biaya Pupuk

Harga Cabai di Aceh Tembus Rp90 Ribu, Petani: Alhamdulillah Bisa Tutup Biaya Pupuk

Sabtu, 04 Oktober 2025 14:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Hanafiah (57), petani cabai asal Gampong Teungoh, Kecamatan Nisam, Kabupaten Aceh Utara sedang memeriksa batang cabai yang mulai memerah di kebunnya. Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com.


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Harga cabai merah di sejumlah pasar tradisional di Aceh dalam sepekan terakhir terus merangkak naik. 

Sabtu (4/10/2025), harga cabai merah segar menembus Rp90.000 per kilogram, bahkan di beberapa lapak pasar tradisional di Banda Aceh dan Lhokseumawe sudah menyentuh Rp95.000 per kilogram.

Lonjakan harga ini membuat masyarakat harus merogoh kocek lebih dalam, namun di sisi lain membawa kabar baik bagi para petani cabai di daerah sentra produksi.

Kabar kenaikan harga ini justru disambut senyum oleh Hanafiah (57), petani cabai asal Gampong Teungoh, Kecamatan Nisam, Kabupaten Aceh Utara.

“Alhamdulillah, harga cabai sedang bagus sekarang. Ini membantu sekali untuk biaya pupuk, pestisida, dan tenaga kerja,” katanya kepada media dialeksis.com, Sabtu, 4 Oktober 2025 sambil memeriksa batang cabai yang mulai memerah di kebunnya.

Hanafiah menanam cabai di lahan seluas hampir satu hektare. Ada sekitar 1.000 batang cabai yang kini siap panen. Ia mulai menanam tiga bulan lalu dengan harapan harga tetap stabil hingga akhir tahun.

“Kalau sekali tanam, biasanya bisa bertahan 8 bulan sampai setahun, tergantung perawatan. Dalam satu musim bisa panen puluhan kali. Jadi kalau harga tinggi begini, kami benar-benar bisa menikmati hasilnya,” ujarnya.

Meski harga yang tinggi menjadi berkah bagi petani, Hanafiah berharap pemerintah juga memperhatikan biaya produksi yang semakin meningkat, terutama untuk pupuk dan obat hama. 

Menurutnya, tanpa dukungan dan subsidi yang memadai, keuntungan yang besar di satu sisi bisa cepat habis di sisi lain.

“Kalau bisa, harga pupuk jangan ikut naik. Sekarang semua serba mahal. Tapi kalau harga cabai stabil di atas Rp70 ribu, insyaallah kami masih bisa hidup cukup,” katanya.

Ia juga berharap agar harga cabai tidak cepat anjlok setelah masa Maulid berakhir. “Kami harap tetap bertahan mahal. Karena kalau turun drastis, kami yang rugi. Harga pupuk dan tenaga kerja tidak pernah turun,” pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI