Jum`at, 09 Mei 2025
Beranda / Ekonomi / Inovasi Nilam Berbasis Rakyat ARC USK Diapresiasi sebagai Model Hilirisasi Nasional

Inovasi Nilam Berbasis Rakyat ARC USK Diapresiasi sebagai Model Hilirisasi Nasional

Rabu, 07 Mei 2025 08:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Ratnalia

Sekretaris Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional, Prof. Ahmad Erani Yustika berkunjung ke Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syiah Kuala (USK). Foto: doc Kolase Dialeksis


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sekretaris Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional, Prof. Ahmad Erani Yustika, menilai Inovasi Nilam Berbasis Rakyat yang dikembangkan Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syiah Kuala (USK) berpotensi menjadi model nasional dalam pengembangan hilirisasi komoditas. Pernyataan ini disampaikan dalam Seminar dan Lokakarya (Semiloka) Hilirisasi Komoditas Nasional Indonesia yang digelar USK bersama Tim Kerja Hilirisasi di Gedung AAC Dayan Dawood, Selasa (6 Mei 2025).

Semiloka dibuka secara resmi oleh Rektor USK Prof. Marwan, dengan menghadirkan tiga narasumber kunci: Syaifullah Muhammad (Kepala ARC-PUIPT Nilam Aceh USK), Bambang Patijaya (Ketua Komisi XII DPR RI), dan Prof. Ahmad Erani Yustika. Acara yang dimoderatori Andi Sinulingga dari Tim Kerja Hilirisasi ini dihadiri sekitar 150 peserta lintas sektor, meliputi perwakilan pemerintah, akademisi, pelaku UMKM, petani, penyuling nilam, hingga media.


Dalam paparannya, Prof. Ahmad Erani Yustika mengapresiasi perjalanan panjang inovasi dan hilirisasi nilam di Aceh. Menurutnya, kerja nyata ARC USK mencerminkan peran intelektual yang tak hanya berkutat di akademik, tetapi juga mendorong transformasi ekonomi masyarakat. 

“Apa yang dilakukan ARC USK adalah contoh bagaimana ilmu pengetahuan harus mengalir ke masyarakat, menciptakan nilai tambah dan gerakan ekonomi inklusif,” tegas akademisi Universitas Brawijaya ini.

Erani menjelaskan, meski Satgas Hilirisasi saat ini memfokuskan pada 28 komoditas nasional, ruang untuk menambah prioritas tetap terbuka. “Jika ada komoditas seperti nilam yang memiliki dampak ekonomi signifikan, pemerintah akan mendukung scaling up model hilirisasinya,” ujarnya. 

Ia menegaskan, model berbasis rakyat yang diusung ARC USK layak menjadi rujukan pengembangan komoditas pertanian dan perkebunan nasional.

Rektor USK Prof. Marwan dalam sambutannya menekankan pentingnya peran perguruan tinggi sebagai agen solusi masyarakat. 

“Dalam paradigma Kampus Berdampak yang digagas Kementerian Pendidikan Tinggi, riset dan inovasi harus menjawab tantangan riil di lapangan. Hilirisasi nilam adalah bukti bagaimana USK mentransformasi ilmu menjadi penggerak ekonomi berkelanjutan,” paparnya.

Marwan menyebut, USK telah satu dekade membina pengembangan nilam melalui pendampingan masyarakat, transfer teknologi, dan penguatan rantai nilai. 

“Kami berharap nilam dapat masuk dalam prioritas hilirisasi nasional, mengingat potensinya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh dan Indonesia,” tambahnya.




Syaifullah Muhammad, Kepala ARC - PUIPT Nilam Aceh USK, memaparkan capaian inovasi nilam mulai dari budidaya hingga pemasaran. “Kami telah menghasilkan 30 produk turunan nilam yang sudah dipasarkan, didukung riset teknologi dan penguatan rantai pasok,” jelas doktor lulusan Curtin University Australia ini. ARC USK juga meraih berbagai penghargaan nasional - internasional sebagai bukti komitmen pengembangan industri nilam.

“Without commitment we never start, and without consistency we never end - tanpa komitmen, kita tak akan memulai; tanpa konsistensi, kita tak akan sampai di garis akhir,” tegas Syaifullah.

Semiloka turut dihadiri jajaran pemerintah daerah (Kadis Pertanian Aceh Besar, Asisten II Pemkab Simeulue, Kepala Bappeda Aceh Barat), akademisi USK, serta perwakilan UMKM. Acara ini menjadi sinyal kuat kolaborasi multipihak untuk mendorong hilirisasi komoditas berbasis kekuatan lokal.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
diskes
hardiknas