DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dalam semangat kebangkitan ekonomi dan pemberdayaan perempuan pelaku usaha, DPD Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Provinsi Aceh menyelenggarakan Rapat Kerja Daerah (RAKERDA) Pertama Tahun 2025 dengan mengusung tema "Wanita Pengusaha Bangkit dan Berdaya untuk Aceh Mandiri" pada Rabu (30/7/2025).
Acara strategis ini menjadi momentum konsolidasi organisasi IWAPI di seluruh Aceh, sekaligus menjadi ruang refleksi dan proyeksi atas tantangan yang dihadapi dunia usaha saat ini, khususnya segmen UMKM yang banyak digerakkan oleh perempuan tangguh Aceh.
Turut hadir dalam pembukaan RAKERDA, Gubernur Aceh yang diwakili Plt. Sekda Aceh, Muhammad Nasir, SIP., MPA,. perwakilan DPR Aceh, Ketua DPP IWAPI Pusat, Ir. Nita Yudi, MBA., Walikota Banda Aceh, Illiza Sa'adudin Djamal, SE,. Kadin Aceh yang diwakili H. Ramli, SE dan Direktur Eksekutif KADIN Aceh Teuku Jailani Yacob, SE., Perwakilan DJP Aceh, BI KPW Aceh, Perbankan Aceh, Telkom Aceh, BNN Aceh, Staf Ahli Wakil Gubernur Aceh, Said Mulyadi, 13 DPC IWAPI Kabupaten/Kota se-Aceh, perwakilan Asosiasi dan tokoh pengusaha wanita Aceh.
Kadin Aceh dalam sambutannya menyampaikan bahwa peran perempuan dalam dunia usaha bukan lagi pelengkap, tetapi adalah pilar utama dalam membangun ekonomi daerah yang lebih inovatif inklusif dan mandiri.
“KADIN Aceh melihat IWAPI sebagai mitra strategis. Di tengah dinamika perekonomian global dan disrupsi teknologi, penguatan kapasitas, digitalisasi dan jaringan wanita pengusaha menjadi keniscayaan. Kita butuh pemimpin bisnis perempuan yang cakap, berani, memiliki jejaring dan punya akses pasar yang luas,” ujar H. Ramli.
RAKERDA kali ini juga menyoroti isu-isu krusial yang dihadapi pelaku UMKM perempuan, seperti keterbatasan akses permodalan, kurangnya literasi digital, serta tantangan dalam penetrasi pasar ekspor.
IWAPI diharapkan mampu menjadi lokomotif pemberdayaan perempuan Aceh, melalui scale up UMKM, inovasi, inklusi dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan, bersama KADIN, pemerintah, lembaga keuangan, dan mitra internasional.
KADIN Aceh dalam forum ini turut menyampaikan komitmennya untuk membuka lebih banyak peluang pelatihan, sertifikasi, dan dukungan ekspor bagi UMKM binaan IWAPI. Agenda revitalisasi ekonomi Aceh akan lebih kokoh jika didorong oleh sinergi antara kekuatan usaha perempuan dan ekosistem industri yang produktif.
"Selamat dan sukses atas terselenggaranya RAKERDA IWAPI Provinsi Aceh Tahun 2025. Semoga melahirkan rekomendasi cerdas, penguatan organisasi, dan program nyata yang berdampak. KADIN Aceh akan selalu berdiri bersama para wanita pengusaha yang bergerak dengan hati, visi, dan sumber-daya yang hebat,” pungkasnya.
Ketua DPP IWAPI Nita Yudi, mengungkapkan sampai saat ini IWAPI sudah berusia 50 tahun yang lalu 10 Februari 1975, di 36 provinsi, satu perwakilan di Malaysia. Memiliki anggota 40 ribu lebih wanita pengusaha, 98% UMKM sisanya 2% pengusaha menengah besar seperti Ibu Muryati Soedibyo PT Sari Ayu, Ibu Martha Tilaar PT Mustika Ratu dan Ibu Nurhayati Subakat, Wardah, PT Paragon.
"UMKM perempuan pengusaha ke depan harus semakin inklusif, inovatif dan digitalisasi UMKM, serta fokus kepada pemberdayaan ekonomi perempuan," ungkap Nita Yudi.
Tak lupa Nita Yudi mengapresiasi Ketua DPD IWAPI Aceh Mainar Novita dan jajaran pengurusnya yang sukses menyelenggarakan Rakerda pertama tahun 2025 di pengurusan yang baru satu tahun.
Rakerda dibuka oleh Plt Sekda Aceh, Muhammad Nasir, SIP., MPA., mewakili Gubernur Aceh, dalam sambutannya antara lain mengharapkan agar perempuan pengusaha Aceh juga mencoba bidang dan sektor usaha-usaha yang lebih besar seperti sektor pertambangan dan perminyakan, melalui Koperasi atau badan usaha lainnya.
RAKERDA IWAPI tahun ini diharapkan menjadi titik loncatan menuju Aceh yang lebih sejahtera, inklusif, dan mandiri dengan perempuan sebagai motor penggeraknya.[*]