Beranda / Ekonomi / Jokowi: Smelter PT Freeport di Gresik Selesai Juni 2024, Buka 20 Ribu Lapangan Kerja

Jokowi: Smelter PT Freeport di Gresik Selesai Juni 2024, Buka 20 Ribu Lapangan Kerja

Sabtu, 02 Maret 2024 09:30 WIB

Font: Ukuran: - +


Presiden Jokowi meninjau proyek pembangunan pabrik smelter PT Freeport Indonesia, di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Selasa (20/06/2023). (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)


DIALEKSIS.COM | Nasional - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan bahwa smelter PT Freeport Indonesia yang terletak di Gresik akan selesai pada Juni 2024. Beliau mengungkapkan bahwa industri pengolahan tembaga ini kemudian akan merekrut 20 ribu anak muda Indonesia untuk bekerja.

"Dengan izin Allah, pada bulan Juni tahun ini, smelter industri PT Freeport yang akan mengolah tembaga dan kemungkinan juga emas dalam jumlah besar akan mulai beroperasi dan merekrut anak-anak muda kita," kata Jokowi saat membuka Muktamar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) XX di Palembang, Sumatera Selatan, pada Jumat (1/3/2024).

"Mungkin lebih dari 15 ribu atau 20 ribu orang akan bekerja di sana," tambahnya.

Menurut beliau, beroperasinya smelter PT Freeport ini akan memberikan sejumlah manfaat bagi Indonesia. Dengan adanya pengolahan ini, negara akan mendapatkan nilai tambah yang signifikan melalui pajak dan dividen.

Jokowi menjelaskan bahwa selama 55 tahun, tembaga sebagai sumber daya alam Indonesia diekspor dalam bentuk mentah oleh PT Freeport. Oleh karena itu, Jokowi memaksa PT Freeport untuk membangun industri smelter tembaga di Gresik.

"Bayangkan, selama 55 tahun, kita tidak tahu apakah yang diekspor hanya tembaga atau juga ada emas. Oleh karena itu, sembilan tahun yang lalu saya memaksa mereka untuk mau membangun industri smelter," ungkapnya.

Menghadapi Kesulitan

Beliau mengakui kesulitan dalam membujuk PT Freeport untuk membangun industri smelter tembaga. Namun demikian, Jokowi tidak ingin Indonesia terus menderita kerugian nilai tambah dan peluang kerja akibat ekspor bahan mentah tembaga.

"Tidak mudah untuk meyakinkan mereka agar membangun industri smelter karena mereka sudah terbiasa mengirim bahan mentah ke Jepang, ada yang dikirim ke Spanyol. Industri smelter berada di sana," ujarnya.

"Sehingga kita kehilangan nilai tambah yang besar. Kedua, kita kehilangan peluang kerja bagi anak bangsa," tambahnya.

Peran BUMN

Jokowi kemudian mencari solusi karena sulit mendorong PT Freeport untuk membangun industri smelter. Oleh karena itu, beliau meminta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membeli mayoritas saham PT Freeport.

"Dengan memiliki mayoritas saham sebesar 51 persen, kita sekarang memegang kendali. Setelah kita memiliki mayoritas saham, saya memerintahkan BUMN untuk segera membangun industri smelter," pungkas Jokowi. [liputan6]

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda