DIALEKSIS.COM | Aceh Tengah - Kopi Gayo kembali mengukir prestasi di kancah internasional. Melalui kerja sama ekspor strategis dengan Armenia Coffee--salah satu importir kopi terbesar di Amerika Serikat--komoditas unggulan dari dataran tinggi Aceh ini kian memperluas pengaruhnya di pasar global.
Kemitraan ini diperkuat dengan kehadiran Grace Farms Foundation, organisasi sosial yang juga menjadi pembeli utama kopi Gayo di Amerika. Di bawah kepemimpinan Adam Thatcher, dermawan asal Amerika yang jatuh hati pada kopi Gayo dan budaya Aceh, Grace Farms tak hanya membeli biji kopi, tetapi juga berkomitmen membangun pusat komunitas, pelatihan, dan perpustakaan bagi petani kopi di Aceh Tengah.
“Ini idealnya bisa menjadi contoh bagi buyer-buyer lainnya,” kata Dr. Suraiya IT, Staf Khusus Gubernur Aceh untuk Urusan Hubungan Internasional, saat mendampingi kunjungan delegasi Amerika ke Aceh Tengah, Sabtu (26/7).
Suraiya menekankan bahwa Pemerintah Aceh menyambut baik inisiatif yang menyentuh langsung masyarakat petani dan berharap model serupa dapat direplikasi di wilayah lain di Aceh.
Salah satu bentuk konkret dari kemitraan ini adalah kerja sama Grace Farms dengan JP Morgan, bank raksasa asal Amerika Serikat yang setiap harinya menyajikan lebih dari 10.000 cangkir kopi Gayo untuk konsumsi internal. Keuntungan dari penjualan kopi tersebut disepakati akan dikembalikan sepenuhnya untuk program pembangunan sosial di Aceh Tengah.
Dalam proyek ini, Armenia Coffee mengutus Izwandi Rusli sebagai perwakilan, sementara Grace Farms diwakili langsung oleh Adam Thatcher. Keduanya menggandeng Ketiara Coffee Cooperative sebagai mitra lokal, sebuah koperasi yang dikenal aktif dalam pemberdayaan ekonomi perempuan di Aceh Tengah.
Sebagai bentuk penghargaan dan penguatan hubungan, Grace Farms juga mengundang Rahmah, pimpinan Ketiara, untuk berkunjung ke Amerika Serikat. Di sana, ia dijadwalkan bertemu langsung dengan konsumen JP Morgan dan sejumlah buyer di New York dan Connecticut. Seluruh perjalanan difasilitasi penuh oleh Grace Farms.
Tak berhenti di situ, pembangunan pusat komunitas juga melibatkan dua arsitek kenamaan asal Amerika, James Slade dan Hayes Slade, yang akan merancang bangunan dengan pendekatan arsitektur yang selaras dengan alam dan budaya lokal Gayo.
Langkah kolaboratif ini menunjukkan bahwa ekspor kopi bukan semata urusan niaga. Di balik secangkir kopi, terdapat upaya keberlanjutan, keadilan sosial, dan pembangunan masa depan bersama antara petani lokal dan pasar global.