DIALEKSIS.COM | Aceh Timur - Dalam upaya menjaga keandalan operasional dan mendukung stabilitas pasokan energi nasional, PT Medco E&P Malaka (Medco E&P) tengah melaksanakan kegiatan perawatan fasilitas produksi secara non-rutin dan terencana.
Langkah ini dilakukan dengan komitmen kuat terhadap keselamatan, kepatuhan regulasi, dan perlindungan lingkungan hidup.
Perawatan yang dilakukan di area operasional Medco E&P di Blok A, Aceh Timur ini bukan sekadar rutinitas teknis, melainkan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di bawah pengawasan Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA).
Senior Communication Medco E&P, Leony Lervyn menyampaikan bahwa proses perawatan ini penting dilakukan untuk memastikan fasilitas tetap andal dan aman dalam mendistribusikan energi ke jaringan nasional.
“Keselamatan masyarakat, pekerja, lingkungan, dan fasilitas produksi merupakan prioritas utama kami. Kami memastikan seluruh operasi kami berjalan sesuai dengan regulasi yang berlaku,” ujar Leony Lervyn kepada media dialeksis.com, Kamis, 7 Agustus 2025.
Leony menambahkan bahwa perusahaan menerapkan prosedur ketat dalam setiap tahapan pekerjaan, termasuk pengawasan emisi, pengelolaan limbah, dan manajemen risiko operasional.
“Kami ingin memastikan bahwa kontribusi kami dalam mendukung target produksi migas nasional tidak dilakukan dengan mengorbankan keselamatan dan keberlanjutan lingkungan,” jelasnya.
Perawatan fasilitas produksi merupakan elemen vital dalam dunia migas. Kegagalan untuk melakukannya secara berkala dapat meningkatkan risiko kerusakan alat, penurunan efisiensi produksi, hingga ancaman keselamatan kerja.
Di sisi lain, jika dilakukan secara tepat seperti yang kini berlangsung di Medco E&P Malaka, maka manfaatnya akan berdampak luas bukan hanya pada kelancaran pasokan gas, tetapi juga pada kestabilan ekonomi daerah.
“Perawatan non-rutin ini bukan hanya soal teknis. Ini adalah bentuk tanggung jawab industri terhadap keberlanjutan lingkungan dan masyarakat Aceh Timur,” tutur Leony Lervyn.
Ia juga memastikan bahwa proses ini tidak akan mengganggu pasokan energi secara umum.
Sebagai pengelola Blok A yang menjadi salah satu penyokong utama pasokan gas di wilayah Sumatra dan sekitarnya, Medco E&P Malaka memiliki peran strategis.
Maka, segala bentuk pemeliharaan dan perawatan bukan hanya menjadi agenda internal perusahaan, melainkan kepentingan nasional.
Kepala Divisi Formalitas dan Hubungan Eksternal BPMA, Agus Rusli menyebut bahwa perawatan fasilitas produksi oleh Medco E&P Malaka sudah sesuai dengan standar industri hulu migas.
"Medco E&P Malaka telah menjalankan perawatan dengan mengutamakan aspek keselamatan dan perlindungan lingkungan. BPMA memastikan seluruh kegiatan KKKS tetap berada dalam koridor regulasi,” tegasnya.
Ia menjelaskan bahwa pihaknya rutin melakukan pemantauan langsung dan koordinasi dengan tim Medco E&P di lapangan.
"Kami pastikan kegiatan ini tidak menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat maupun lingkungan sekitar. Bahkan, ini menjadi bagian dari upaya bersama dalam menjaga keberlanjutan industri migas di Aceh,” kata Agus.
Selain itu, BPMA juga mendorong keterbukaan informasi dan pelibatan masyarakat dalam proses pengawasan publik.
Dalam beberapa kegiatan sosialisasi, BPMA dan Medco E&P disebut rutin berdialog dengan pemangku kepentingan lokal, termasuk pemerintah desa dan tokoh masyarakat.
Kegiatan ini juga menandai sinyal positif bahwa sektor migas di Aceh Timur dikelola dengan prinsip kehati-hatian dan keterbukaan. Dalam beberapa tahun terakhir, isu lingkungan dan sosial selalu menyertai operasi perusahaan tambang dan migas di wilayah ini.
Namun melalui pendekatan yang transparan dan berbasis regulasi, Medco E&P Malaka dan BPMA mencoba menunjukkan bahwa keberlanjutan dan energi bisa berjalan beriringan.
“Kami berharap masyarakat ikut mengawal dan melihat bahwa industri migas bisa menjadi mitra yang bertanggung jawab,” pungkas Agus Rusli.