DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Harga emas di Banda Aceh mengalami penurunan signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Per Senin, 27 Oktober 2025, harga emas berada di kisaran Rp7.100.000 per mayam (belum termasuk ongkos), turun sekitar Rp200 ribu dibanding Sabtu (25/10).
Sebelumnya, harga emas sempat mencapai titik tertinggi sepanjang sejarah, yakni Rp7.700.000 per mayam (belum termasuk ongkos). Dengan demikian, harga emas di pasaran kini telah terkoreksi sekitar Rp600 ribu per mayam dalam tiga pekan terakhir.
“Penurunan ini cukup drastis. Salah satu penyebabnya karena aktivitas pembelian emas dari negara-negara besar seperti Cina dan India menurun. Investor asing juga sedang menahan diri, tidak melakukan pembelian maupun penjualan,” ujar Daffa Faras, pedagang di Toko Emas Italy Banda Aceh, kepada Dialeksis, Senin (27/10).
Daffa menjelaskan, sebelumnya lonjakan harga emas dipicu oleh meningkatnya permintaan di India menjelang musim pernikahan. Namun setelah periode tersebut berakhir, harga emas global mulai terkoreksi.
Meski harga turun, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap emas masih cukup tinggi. "Sekitar 60 persen pembeli masih membeli emas, dan 40 persen menjual. Emas tetap dianggap investasi paling aman, meski naik turun, karena trennya tetap naik dari tahun ke tahun," kata Daffa.
Ia menambahkan, daya beli masyarakat untuk keperluan mahar pernikahan juga menurun. “Biasanya orang beli 10 sampai 25 mayam, sekarang hanya 6 sampai 15 mayam. Itu sudah tergolong besar. Mungkin karena kondisi ekonomi masyarakat dan harga emas yang sudah tinggi,” tutupnya.