Sabtu, 25 Oktober 2025
Beranda / Ekonomi / Nasri Djalal: Lifting Blok A Bukti Aceh Mampu Kelola Migas Secara Profesional

Nasri Djalal: Lifting Blok A Bukti Aceh Mampu Kelola Migas Secara Profesional

Jum`at, 24 Oktober 2025 10:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Ratnalia

Kepala BPMA, Nasri Jalal. Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Produksi minyak dan gas Aceh kembali menunjukkan stabilitas pasca penghentian sementara (shutdown) untuk perawatan besar. Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Medco E&P Malaka berhasil melaksanakan kegiatan lifting kondensat dari Blok A pada Accepted Loading Date (ALD) 17 - 18 Oktober 2025.

Kegiatan yang berlangsung di Terminal Blang Lancang, kawasan eks Kilang Arun, Lhokseumawe, itu memuat 60.730,41 barel kondensat ke kapal MT Union Trust dengan tujuan domestik ke Kilang TPPI Tuban. Dalam pengapalan ini, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) bertindak sebagai pembeli.

Pengawas lifting BPMA di lapangan, Irfansyah, menyebut proses loading berjalan lancar dan sesuai jadwal. “Kegiatan ini menjadi bagian penting dalam pencapaian target lifting kondensat tahun 2025 di bawah pengelolaan BPMA,” ujarnya, Rabu (22/10/2025).

Ia menjelaskan, total kargo dibagi dalam tiga bagian: dua kargo merupakan unload volume Proforma Lifting (PPL) periode Juni dan September, sementara satu kargo lainnya adalah lifting untuk periode Oktober 2025. Proses pengapalan dimulai pada 17 Oktober pukul 23.30 WIB dan rampung 18 Oktober pukul 06.24 WIB.

Dengan keberhasilan tersebut, BPMA mencatat total kumulatif lifting kondensat dari Blok A mencapai 237.310,37 barel, atau setara 781 barel per hari (BOPD).

Kepala Divisi Operasi Produksi BPMA, Ibnu Hafizh, mengatakan capaian itu telah merepresentasikan 98 persen dari target Work Program and Budget (WP&B) 2025 yang ditetapkan sebesar 800 BOPD. “Masih ada satu kuartal tersisa hingga akhir tahun, dan kami optimistis target WP&B 2025 akan tercapai dengan baik,” ujarnya.

Ibnu menambahkan, capaian tersebut semakin bermakna karena produksi Blok A sempat mengalami shutdown panjang sejak akhir Juli hingga awal September 2025. Pekerjaan perawatan mencakup penggantian X-Mass Tree, acid fracturing di sumur Alur Siwah, serta berbagai perbaikan pendukung di fasilitas pemrosesan gas Alur Siwah Central Processing Plant (AS CPP).

“Ramp-up produksi menuju kondisi normal baru dapat dilakukan pada awal Oktober 2025,” jelasnya.

Deputi Operasi BPMA, Muhammad Mulyawan, turut mengapresiasi sinergi erat antara BPMA dan Medco E&P Malaka dalam mengembalikan stabilitas produksi migas di Aceh. “Setelah melalui masa shutdown panjang, Blok A mampu kembali stabil dan berkontribusi terhadap lifting kondensat nasional. Harapannya, produksi ini dapat terus dijaga dan ditingkatkan untuk mendukung target nasional,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala BPMA Nasri Djalal, menilai keberhasilan lifting kali ini menjadi indikator positif bagi kinerja sektor migas Aceh yang sedang bangkit. Menurutnya, capaian ini menunjukkan koordinasi yang solid antara regulator, kontraktor, dan seluruh pihak terkait.

“Keberhasilan lifting ini bukan hanya soal angka produksi, tetapi juga soal kepercayaan bahwa Aceh mampu mengelola sumber daya alamnya secara profesional dan berdaya saing. BPMA berkomitmen menjaga agar kegiatan operasional migas di Aceh terus berjalan aman, efisien, dan memberikan manfaat optimal bagi daerah,” ujar Nasri kepada Dialeksis.com, Jumat 24/10/2025.

Ia menambahkan, BPMA akan terus memperkuat fungsi pengawasan dan memastikan setiap kegiatan lifting berjalan sesuai prinsip keselamatan kerja serta standar lingkungan yang ketat.

“Kita ingin memastikan bahwa setiap barel kondensat yang dihasilkan membawa manfaat nyata bagi Aceh dan Indonesia,” tegasnya.

“Dengan kembalinya stabilitas produksi Blok A, optimisme terhadap kinerja sektor migas Aceh semakin menguat. Capaian ini menjadi sinyal bahwa sinergi antara pemerintah, BPMA, dan KKKS masih menjadi kunci penting dalam menjaga ketahanan energi nasional sekaligus menggerakkan perekonomian daerah,” pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI