Jum`at, 03 Oktober 2025
Beranda / Ekonomi / Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$5,49 Miliar, Ekspor ke AS dan China Moncer

Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$5,49 Miliar, Ekspor ke AS dan China Moncer

Jum`at, 03 Oktober 2025 12:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Redaksi

Ilustrasi. Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatat kinerja positif. [Foto: net via infopublik]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatat kinerja positif. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan surplus sebesar US$ 5,49 miliar pada Agustus 2025. Angka ini meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatat surplus US$ 4,17 miliar.

Bank Indonesia (BI) menyambut baik capaian tersebut dan menilai surplus neraca perdagangan memberikan kontribusi positif terhadap ketahanan eksternal ekonomi nasional.

"Surplus neraca perdagangan ini memperkuat ketahanan sektor eksternal perekonomian Indonesia. Ke depan, kami akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas lain guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan remi yang diterima pada Jumat (3/10/2025).

Surplus ini utamanya ditopang oleh neraca perdagangan nonmigas yang terus meningkat. Pada Agustus 2025, surplus sektor nonmigas mencapai US$ 7,15 miliar. Hal ini seiring dengan naiknya ekspor nonmigas menjadi US$ 23,89 miliar.

Kinerja ekspor nonmigas ditopang oleh komoditas berbasis sumber daya alam, seperti bahan bakar mineral serta lemak dan minyak hewani/nabati. Selain itu, produk manufaktur seperti kendaraan dan bagiannya juga mencatat pertumbuhan ekspor yang signifikan.

Tiga negara tetap menjadi pasar utama ekspor Indonesia, yaitu Tiongkok, Amerika Serikat, dan India.

Namun, neraca perdagangan migas mengalami defisit sebesar US$ 1,66 miliar pada Agustus 2025. Defisit ini terjadi seiring dengan peningkatan impor migas yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekspor migas.

Pemerintah dan Bank Indonesia terus berupaya menjaga tren positif ini dengan memperkuat sinergi kebijakan dan menciptakan iklim ekspor yang lebih kompetitif. [red]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI